Pengrajin Terbang Kaliwot Gresik Sepi Order

Salah seorang pengrajin tengah mengacat terbang. [kerin ikanto/bhirawa]

Salah seorang pengrajin tengah mengacat terbang. [kerin ikanto/bhirawa]

Gresik, Bhirawa
Pengrajin terbang, alat musik hadrah, di Desa Kaliwot, Kec.Bungah sepi order. Ini karena daerah Kalimantan yang selama ini menjadi pangsa pasar utama mereka telah dikuasai orang lain. Orang itu tak lain warga desa setempat yang telah menikah dapat perempuan Kalimantan dan memproduksi sendiri terbang di sana. Akibatnya, pengrajin warga Kaliwot kehabiasan  order.
”Dulu dari Kalimantan saja warga nggak sampai kehabisan order. Sebab, kalau  pesan itu kadang sampai satu tongkang, Itu tiga bulan sekali,” tutur Masrukan, warga Kaliwot, Selasa (3/10).
Pesanan dari Kalimantan itu dikerjakan secara-bersama-sama. Karena jumlahnya yang cukup banyak, tidak mungkin dikerjakan sendiri,. Oleh karena itu, order dari Kalimantan itu dibagi ke sesama pengrajin. Ada yang dapat jatah 50 set, 100 set bahkan lebih. Tergantung jumlah pekerjanya. Kalau pekerjanya banyak,,mendapat jatah banyak juga.
Saat ini, lanjut Masrukan, warga hanya mengandalkan pasar lokal saja. Seperti dari Gresik,  Lamongan, Tuban dan Surabaya, kota-  kota  yang ada makam Wali Songo. Itu ordernya minim sekali. Dikatakan Masrukan, warga Kaliwot yang memproduksi terbang itu sudah sejak  lama. Bahkan sudah dilakukan turun-temurun. ”Sekarang mau kerja apa kalau tidak buat terbang meski sekarang ordernya sepi,” ujar Masrukan.
Terbang yang diproduksi beragam ukuran. Paling kecil diameter 20 cm hingga 50 cm. Untuk diameter 20 cm dijual  seharga Rp40 ribu.Tapi, kalau beli di Ampel, Surabaya oleh pedagang dijual Rp100 ribu. Bahan kayu yang digunakan sebagai bidang lingkaran bermacam-macam. Selain kayu sengon, jambu, dan terembesi. Tapi, paling baik terbuat dari kayu nangka. ”Suara yang dihasilkan lebih bagus,” jelasnya Masrukan. [eri]

Tags: