Penguatan Identitas Dalam Membangun Budaya dan Pariwisata

Dialog interaktif kali ini bersama Kepala Disbudpar Jatim Dr H Jarianto MSi, Bupati Trenggalek Dr Emil Elestianto Dardak MSc, dan  Pengamat Seni Budaya Pariwisata Prof Dr Setya Yuwana MA  saat berdiskusi dan berdialog untuk mencari masukkan dan usulan dalam upaya pengembangan dan peningkatan kepariwisatan di Jatim, diantaranya Kabupaten Trenggalek

Dialog interaktif kali ini bersama Kepala Disbudpar Jatim Dr H Jarianto MSi, Bupati Trenggalek Dr Emil Elestianto Dardak MSc, dan Pengamat Seni Budaya Pariwisata Prof Dr Setya Yuwana MA saat berdiskusi dan berdialog untuk mencari masukkan dan usulan dalam upaya pengembangan dan peningkatan kepariwisatan di Jatim, diantaranya Kabupaten Trenggalek

Dialog Interaktif Pembangunan Kebudayaan dan Pariwisata di Jawa Timur
Pemprov, Bhirawa
Pemprov Jatim melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Jawa Timur kembali melangsungkan kegiatan dialog interaktif dalam membangun kebudayaan dan pariwisata di Jatim, berlokasi di Alun-Alun Kabupaten Trenggalek..
Dialog interaktif kali ini bersama Kepala Disbudpar Jatim Dr H Jarianto MSi, Bupati Trenggalek Dr Emil Elestianto Dardak MSc, dan  Pengamat Seni Budaya Pariwisata Prof Dr Setya Yuwana MA  juga  masyarakat setempat dalam mendiskusikan pengembangan seni budaya dan kepariwisataan di Trenggalek.
Dalam meningkatkan kebudayaan dan pariwisata, Pengamat Seni Budaya Pariwisata Prof Dr Setya Yuwana MA  menitikberatkan pada penguatan identitas dari masing-masing Kab/kota di Jatim dalam membangun kebudayaan dan pariwisata. Selain itu, pentingnya peningkatan ekonomi kerakyatan yang bermanfaat bagi masyarakat.
Menurutnya, penguatan identitas sangat penting untuk membedakan antara satu daerah dengan daerah lainnya terdapat perbedaan yang khas dan menarik. “Jika memang ada kegiatan yang ada di Trenggalek, maka dihadirkan tarian atau musik yang menonjolkan kekhasan dari Trenggalek. Mungkin dari kekhasan Jaranan itu bisa dimunculkan karya tari maupun musik,” katanya.
Menilik hal itu, Setya Yuwana mengharapkan, Pemkab Trenggalek bisa memunculkan dan mewadahi para kreator untuk bisa menghaslkan karya dalam event atau festival yang diselenggarakan di daerahnya tersebut. “kesenian berbudaya lebih ditanamkan pada masyarakat,” katanya.
Dikatakannya, kalau di Trenggalek juga harus mengedepankan ekonomi kerakyatan dengan memperkuat usaha kecil menengah dan ekonomi kreatif. “Banyak daya tarik wisata yang dikunjungi maka disitulah ekonomi kerakyatan tumbuh dan dirasakan masyarakat. Tinggal bagaimana memberikan kemasan yang bagus,” katanya, Rabu malam (31/8).
Terakhir, ia juga mengharapkan adanya singkronisasi program kebudayaan dan pariwisata antara provinsi dan kab/kota agar pengembangan dan peningkatan lebih bisa dirasakan
Dalam dialog tersebut, Kepala Disbudpar Jatim, Dr H Jarianto MSi juga mengatakan, Pemprov Jatim tetap konsisten  dan mendorong  terhadap pengembangan dan peningkatan seni budaya dan kepariwisataan di Jatim, salah satunya berkaitan dengan akses jalan.
“Untuk peningkatan akses jalan diantaranya jalur lintas selatan (JLS) diharapkan pada tahun mendatang atau 2020 paling lambat sudah selesai pembangunannya, maka bisa mempermudah wisatawan untuk berkunjung di objek wisata yang ada di wilayah selatan Jatim,” katanya.
Dikatakan mantan Pj Bupati Trenggalek, saat ini Disbudpar Jatim melangsungkan pemetaan rencana induk pengembangan kepariwisataan di Jatim. Diharapkan, kedepannya akan dipetakan untuk strategi kawasan nasional, kawasan provinsi, dan kawasan kab/kota.
Disisi lain, dijelaskan Jarianto, Disbudpar Jatim mempunyai berbagai kegiatan untuk membantu peningkatan kesadaran seni budaya dan pariwisata diantaranya peningkatan sumberdaya manusia. “Kami bantu kab/kota meningkatkan sadar lestari hingga sadar wisata. Sehingga, jika pengunjung yang ada di objek wisata di Kab/kota di Jatim, mereka tidak hanya sekali datang saja,” katanya.
Selain itu, Pemprov Jatim melalui Disbudpar Jatim mewadahi dan memfaslitasi kab/kota diantaranya dengan diselenggarakannya Festival Kesenian Pesisir Utara atau Festival Kesenian Pesisir Utara Selatan yang dikenal FKPU atau FKPS. Upaya ini mendorong kekreatifitas dari masing-masing daerah untuk menyuguhkan seni budaya yang berbeda dan khas antara satu daerah dengan daerah lainnya.
Sedangkan Bupati Trenggalek Dr Emil Elestianto Dardak MSc mengatakan, banyak potensi seni budaya dan pariwisata yang dikembangkan di Kabupaten Trenggalek. Wisata di Trenggalek cukup banyak bisa dinikmati wisatawan baik domestik maupun mancanegara.
Misalkan saja wisata pantai dikenal ada di Trenggalek, seperti Pantai Prigi maupun Pantai Pelang. Begtupula dari sisi seni budaya juga ada kekhasan tersendiri yaitu Jaranan Turangga Yaksa yang sudah diselenggarakan festivalnya secara internasional.
Ia juga siap mewadahi para kreator seni budaya yang ada di Trenggalek agar bisa menyumbangkan karyanya yang khas untuk Kabupaten Trenggalek. Apalagi, saat ini banyak event juga dilakukan Pemprov dan Pusat. “Tentunya kami akan memulai dari berbagai event terkecil untuk bisa diteruskan ke event besar yang diselenggarakan pusat dan provinsi,” katanya.
Selain itu, Pemkab Trenggalek juga terus mendorong industri pariwisata lebih menggeliat lagi diantaranya meningkatkan perhotelan, homestay, hingga kuliner dan UKM agar lebih terpadu. Dalam pengembangan kepariwisataan, Pemkab Trenggalek juga masih memprioritaskan kepariwisataan berbasis pada masyarakat.
Ia juga menceritakan berbagai hal untuk bisa meningkatkan kebudayaan dan pariwisata. Diantaranya, saat ini sudah ada pemetaan dan strategi yang dilakukannya, misalkan saja kini tengah dirancang rencana kawasan terpadu 400 ha melingkupi pantai Damas,Cengkong, Pantai Prigi, Pantai Pasir Putih, dan Pantai Karanggongso. “Semua sudah kami petakan,” ujar suami Arumi Bachsin.
Diceritakan juga, ada keinginan dari Menteri Kelautan dan Perikanan agar di Trenggalek dikembangkan fresh market seperti di Jepang. “Fresh Market ini bisa jadi dikembangkan sebagai daya tarik wisata dan disitulah kita ingin memadukan nelayan dengan pariwisata. Nelayan juga merupakan tulang punggung perekonomian,” paparnya.
Bahkan di Trenggalek tepatnya di Desa Sawahan Kecamatan Watulimo, Menteri Pertanian juga telah mencanangkan hutan durian internasional di Trenggalek dengan luasan lahan 650 ha. Hal ini juga diakui Asosiasi Pemdan Se Asia Pasifik. “Tahun depan kami siap menjadi pesaing di Penang Malaysia. Banyak hal yang menarik dan perlu diangkat di Kabupaten Trenggalek,” katanya. [rac]

Tags: