Penguatan Kesenian Topeng di Jawa Timur

Narasumber menyampaikan materi dalam penguatan Kesenian Topeng. [rahmad caesar]

Pemprov, Bhirawa
Pemerintah Provinsi Jawa Timur (Pemprov Jatim) melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Jawa Timur (Disbudpar Jatim) menggelar workshop Penguatan Kesenian Topeng se Jawa Timur tahun 2022. Hal ini seiring arahan Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa agar selalu ada pengembangan kesenian tradisional (kesenian topeng) di kabupaten / kota di Jawa Timur.
Menurut Kepala Disbudpar Jatim, Sinarto, selama ini salah satu upaya yang Disbudpar Jatim lakukan adalah memberikan kesempatan melalui fasilitasi penampilan kesenian tradisi yang salah satunya dilaksanakan di Taman Krida Budaya Jawa Timur ini. Kesenian topeng sudah lama dikenal oleh nenek moyang bangsa Indonesia. Hampir setiap daerah di Indonesia mempunyai kesenian topeng.
Topeng sebagai sarana pertunjukan kesenian sudah dimulai sejak jaman Mataram pada abad IX Masehi, khususnya di lingkungan masyarakat ‘tradisi besar, dikalangan keraton.
Selanjutnya, kata Sinarto, dengan berpindahnya keraton dari Jawa Tengah ke Jawa Timur pada waktu pemerintahan Raja Mpu Sendhok, kesenian topeng itu terbawa ke Jawa Timur. Kesenian ini lama kelamaan mulai dikenal di luar keraton, dan akhirnya menjadi milik rakyat.
Sinarto menjelaskan, tontonan ini dengan cepatnya meluas, menyebar ke berbagai pelosok daerah. Pertunjukan topeng memainkan karakter tokoh tertentu, baik yang halus, kasar, gagah, lembut, licik, buas, lucu, dan sebagainya. Pertunjukan ini selalu hidup, karena memainkan peranan dan watak dari tokoh tertentu.
Hal ini pula yang menimbulkan dugaan bahwa pemunculan seorang tokoh tentulah harus didukung oleh hadirnya sebuah lakon yang didahului oleh lahirnya karya sastra. Kesenian topeng merupakan sebuah kesenian yang harus dilestarikan di jaman sekarang ini. Larena kesenian topeng maupun pengrajin topeng hampir hilang tergerus era globalisasi.
Melalui workshop penguatan kesenian topeng seperti ini, kata Sinarto, diharapkan para seniman di seluruh Jawa Timur memiliki kesempatan untuk menyerap ilmu dan wawasan yang diberikan.
Sinarto berharap, melalui kegiatan ini akan memberikan motivasi sehingga para seniman lebih giat menggali kreatifitasnya untuk memberikan tontonan yang menghibur sekaligus tuntunan yang memberi efek positif kepada masyarakat.
“Hal itu pula yang melandasi dilaksanakannya workshop penguatan kesenian topeng di Taman Krida Budaya Jawa Timur. Kami di Disbudpar Jatim berharap dari kegiatan ini akan menggali seluruh potensi yang dimiliki seniman Jawa Timur,” ujarnya.
Disisi lain, Sinarto juga mengatakan, adanya harapan yang seiring dengan keinginan untuk menemukan sesuatu yang inovatif bagi sebuah seni pertunjukan, yakni inovatif dalam penggarapannya, maupun cerita sehingga sajian itu nantinya bisa dipahami penonton, dan tentu saja diminati masyarakat kabupaten / kota di Jawa Timur.
Dengan munculnya kreasi dalam seni pertunjukan tradisional, akan memberikan harapan besar agar masyarakat mau mendekat, kemudian mengenal, dan akhirnya mencintai berbagai seni tradisional khususnya kesenian topeng.
“Karena kami sadar, tantangan dalam melestarikan kesenian tradisi ini semakin berat, dimana seiring dengan kemajuan teknologi informasi dan komunikasi seni tradisi kita harus berhadapan dengan konten – konten media sosial yang lebih mudah untuk diakses siapa saja dan kapan saja,” tandasnya. [rac.fen]

Tags: