Pengusaha Jepang-Korea Tertarik Investasi Kayu Palet

Wakil Gubernur Jatim Emil Elestianto Dardak meninjau potensi daerah yang dipamerkan dalam East Java Investival 2019 di Grand City Surabaya, Kamis (12/9).

Gelaran East Java Investival (EJI) 2019
Pemprov, Bhirawa
Gelaran East Java Investival (EJI) 2019 langsung efektif menarik minat investor untuk menanamkan modalnya ke Jatim. Salah satunya yang dilakukan konsorsium perusahaan Jepang dan Korea Selatan yang melirik potensi wood pellets (Kayu Palet) sebagai pengganti batu bara.
Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPM-PTSP) Jatim Aris Mukiyono menuturkan, investor Jepang dan Korea yang resmi masuk ke Jatim telah melakukan penjajakan di awal dan resmi melakukan Letter of Agreement (LoA) pada pembukaan EJI 2019. “Ini peluang yang pasti, karena mereka melihat kebutuhan terhadap wood pellet yang besar untuk industri di sana,” ungkap Aris ditemui usai pembukaan EJI 2019, Kamis (12/9).
Kenapa Jepang dan Korea sangat berkeinginan? Aris menjelaskan alasannya, karena di sana untuk industri listrik yang selama ini bahan bakunya disuplai batu bara sekarang persediaannya mulai menipis. Mereka pun kebingungan untuk memenuhi kebutuhan bahan baku yang semula disuplai oleh Indonesia dan Brazil itu. “Akhirnya, mereka membuat penelitian wood pellets dari jenis kayu trembesi dan sengon,” tutur Aris.
Dari penelitian tersebut, ditemukan jawaban bahwa kedua jenis kayu tersebut bisa dipadatkan untuk menjadi pengganti batu bara. Selanjutnya, mereka perusahaan di Indonesia dan ketemulah PT Kita Jaya Gemilang. Kesungguhan para investor tersebut juga ditunjukkan dengan target realiasi pada Maret 2020 mendatang.
“Korea dan Jepang minta perusahaan itu agar Maret 2020 mendatang sudahmelakukan ekspor,” ungkap Aris. Perdagangan wood pellets tersebut memiliki potensi omset yang cukup besar mencapai Rp 180 miliar per tahun. Sementara untuk nilai investasinya sendiri disepakati dengan nilai Rp 75 miliar. “Dari sini saya ingin menunjukkan masyarakat melalui EJI ini sudah ada realisasi perjanjian investasi yang ditandatangani dan siap untuk dilakukan kerjasama di kemudian hari,” tandas Aris.
Sementara itu, Wakil Gubernur Jatim Emil Elestianto Dardak menuturkan, investasi yang masuk di awal EJI ini dibuka merupakan pancingan untuk menarik minat investor lainnya. “Ibarat mobil yang baru distarter, mesinnya sudah langsung menyala,” ujarnya.
Untuk semakin meningkatkan investasi, Emil mengaku tidak cukup hanya dengan pameran, Karena itu Pemprov Jatim juga akan terus meningkatkan layanan untuk memudahkan investasi dan berusaha di Jatim. Kedua, hal yang penting juga adalah kemudahan perizinan yang saat ini telah dilakukan desentralisasi hingga ke tingkat Bakorwil. “Karena itu kita sangat mendukung adanya OSS. Dan saat ini, ibu gubernur juga sudah menugaskan tim satga percepatan kemudahan berusaha untuk menginventarisir hambatan-hambatan dalam berusaha,” pungkas dia. [tam]

Tags: