Isti Wahyuni bersama dengan dua karyawannya sedang membuat masker berlapih. [achmad suprayogi/bhirawa]
Virus Covid-19 yang terus mewabah di wilayah Sidoarjo dan sekitarnya, dampaknya sangat terasa terhadap warga industri rumahan. Dengan cepat mengambil kesempatan agar roda perekonomian tetap berjalan, yaitu membuat masker dengan berbagai variatif hingga kebanjiran order dari Surabaya, Bandung dan Jakarta.
Itulah yang lakukan Isti Wahyuni warga Perum Gebang Raya Sidoarjo ini. Dengan mengubah strategi dari konfeksi beralih pembuat masker, merasa beruntung lantaran kebanjiran order baik dari kalangan instansi maupun masyarakat umum. “Saya membuat masker dari bahan berlapis empat, pertama polyester yang premium, selanjutnya pakai bahan kaos, terus di dalam masker ada kantong yang bisa dimasukkan filter tambahan,” kata Isti Wahyuni, pada Senin (6/4) kemarin.
Ia menceritakan kalau sebelumnya juga pernah usaha atau memproduksi sablon, dengan bahan kaos. Namun semenjak adanya wabah virus Corona ini, omzet menurun drastis. “Akhirnya saya coba membuat masker, kemudian saya pasang status di Medsos. Hasilnya sungguh diluar dugaan, malah saat ini saya kebanjiran order,” ungkapnya semangat.
Isti menambahkan, masker yang dibuat ini bisa dibersihkan atau dicuci usai dipakai. Masker buatannya pun tak hanya diburu warga Sidoarjo saja tapi banyak dipesan dari luar kota hingga propinsi lain. “Dalam sehari, saya dibantu dua karyawan bisa memproduksi 200 masker. Dengan proses yang benar-benar detail, maka waktu yang dibutuhkan juga lebih lama daripada membuat masker yang biasa dijual umum,” katanya.
Menurutnya, dengan memanfaatkan bahan kaos yang gagal dipesan oleh pemesan, produksi maskernya juga ada tulisan unik dan menggelitik. “Dengan harapan mampu membuat para pemesannya selalu meningkatkan kewaspadaan di masa wabah virus Covid-19 ini belum hilang. Kami dalam sehari juga mampu membuat hingga 500 masker, dengan harga sekitar Rp 15 ribu,” ungkap Isti Wahyuni. [ach]
