Penilaian Diubah, Kab Sidoarjo Sulit dapat Adipura

5-erni setyowati-ali-1Sidoarjo, Bhirawa
Kab Sidoarjo dinilai berat untuk mendapatkan penghargaan Adipura Kencana tahun 2014 ini. Meski demikian harus bersyukur. Demikian komentar dari mantan Kepala Badan Lingkungan Hidup (BLH) Sidoarjo, Erni Seyowati, belum lama ini.
Menurut Erni, Sulitnya mendapatkan Adipura Kencana karena ada beberapa faktor. Pertama, sistim penilaian kini berbeda dengan yang dulu. Saat ini untuk dapat Adipura Kencana, Kabupaten/Kota harus dapat Adipura sebanyak tiga kali secara berturut-turut.
Padahal Sidoarjo baru mendapatkan Adipura dua kali berturut-turut. Yakni tahun 2012 dan tahun 2013. Untuk dapat Adipura ketiga tahun 2014 ini, Sidoarjo harus berjuang dengan keras agar targetnya tercapai.
”Dikatakan berat, sebab ada daerah yang sudah masuk menjadi nominator Adipura Kencana saja belum tentu dapat. Contohnya Kab Jombang, meski sudah tujuh  kali dapat adipura secara berturut-turut, itupun masih belum dapat Adipura Kencana,” ujar Erni, belum lama ini.
Faktor kedua untuk dapat Adipura Kencana, kata Erni, Sidoarjo harus punya banyak inovasi. Sidoarjo memang sudah punya bank sampah, tapi tidak hanya sekedar bank sampah saja. Harus ada inovasinya.
Pensiunan PNS Pemkab Sidoarjo ini menyarankan, supaya meniru seperti di Kab Malang. Disana, dari sampah bisa untuk bayar listrik, sampah bisa ditukar dengan Sembako, bahkan bisa untuk pinjam duit. ”Omzet bank sampah disana sudah bisa sampai Rp100 juta per bulan,” kata mantan pejabat Sidoarjo kelahiran Bandung ini.
Yang terjadi di Sidoarjo saat ini belum sampai seperti itu. Memang diakui, sudah ada bank sampah yang didirikan Pemkab, tapi menurutnya masih belum inovatif banget. Ketiga, Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampah itu harus punya lookbook atau buku keluar masuk sampah. Harus ada pencatatan secara detail. Sedangkan yang dinilai untuk Adipura ataupun Adipura Kencana, lanjut Erni, harus ada pengurangan tiap bulannya dari partisipasi masyarakat.
”Ini unsur penting dalam penilaian penting Adipura, sampah harus terkurangi dari hulunya, dari setiap rumah sudah harus dipilah sampahnya, sehingga sampai di TPA sudah terkurangi, kalau sampai menggunung berapa ribu ton itu dianggap tak berhasil,” kata mantan pejabat Sidoarjo yang gemar dengan dunia IT itu.
Selain itu, lanjut Erni, seandainya juga bisa berkurang, tapi kalau cuma dibakar itu juga percuma. Sebab tak ada inovasi justru malah menimbulkan pencemaran. [ali]

Keterangan Foto : Erni Setyawati. [ali/bhirawa]

Tags: