Penjaga Pendapa Sidoarjo Was-was Ada Kiriman Paket Barang Dikira Bom

Pos Penjagaan di Pendopo Delta Wibawa sangat longgar. Tidak ada upaya untuk menseleksi tamu yang datang ke Kantor Bupati Sidoarjo itu. [alikus/bhirawa].

Sidoarjo, Bhirawa
Kantor di lingkungan Pemkab Sidoarjo tak serius dalam menterjemahkan instruksi Bupati Sidoarjo, Saiful Ilah, agar waspada terhadap aksi teroris bom yang mengancam. Baik di lingkungan OPD maupun di tempat tinggalnya.
Wakil Bupati Sidoarjo, Nur Achmad Syaifudin mengatakan, kantor-kantor di Pemkab Sidoarjo sudah melaksanakan instruksi Bupati Sidoarjo itu. Tapi di lapangan tidak terbukti. Karena dari pantauan di lapangan, di sejumlah OPD di Kab Sidoarjo tidak ada seleksi terhadap tamu yang berkunjung. Di front office bahkan tak ada petugas sama sekali.
Bahkan di Pendopo Delta Wibawa, tempat Bupati Sidoarjo tiap hari ngantor, tidak ada seleksi dari Petugas Satpol PP terhadap tamu yang masuk. Karena tak ada seleksi dari Satpol PP di pintu gerbang depan, seorang penjaga di gerbang kedua, Farid, mengaku sempat lari dan meninggalkan ruangan, ketika ada kiriman online paket barang.
”Paket kiriman barang itu ditujukan untuk seorang petugas Polres yang mengawal bapak bupati,” kata Farid, Senin (21/5) kemarin kepada Bhirawa.
Paket kiriman barang yang dibungkus kardus itu, ditinggalkan saja di depan pos penjagaan. Ia yang saat itu sendirian, keluar ruangan dan hanya bisa mengawasi saja dari jauh. Ia sama sekali tidak berani menyentuh paket kiriman barang itu. Farid mengaku saat itu ia sangat takut sekali, karena saat itu teror bom dari para teroris sedang gencar-gencarnya. Ketika si pemilik barang datang, ia sampaikan.
Berbeda dengan kantor-kantor yang ada di lingkungan Pemprov Jatim. Misalnya BPK Perwakilan Jatim, Dinas Kehutanan Prov Jatim dan Dinas Koperasi Prov Jatim. Tamu yang masuk ke kantor yang berada di Jl Raya Juanda, Sidoarjo itu, diseleksi oleh petugas dengan minta identitas diri.
Kepala Diskominfo Kab Sidoarjo, Drs Siswoyo mengatakan, agar para Kepala OPD di Kab Sidoarjo, harus peka dalam menerjemahkan instruksi Bupati Saiful Ilah agar waspada terhadap ancaman teroris bom.
”Kita lebih baik waspada, jaga-jaga, sebab datangnya teror itu tidak disangka-sangka, tidak bisa diduga-duga, maka kita lebih baik waspada daripada menyesal di kemudian hari setelah kejadian,” kata Siswoyo.
Menurut Siswoyo, teroris ini akan meneror ruang publik dan tempat layanan publik yang ramai, yang banyak orang berkumpul, ataupun meneror tempat-tempat strategis milik pemerintah. Karena tujuannya, ingin membuat suasana tidak aman, tidak nyaman serta mencekam. [kus]

Tags: