Penjual Kurban Disarankan Ambil dari Jatim

idak-hewan-kurban.-[Gegeh-Bagus/bhirawa]

idak-hewan-kurban.-[Gegeh-Bagus/bhirawa]

Surabaya, Bhirawa
Dinas Pertanian (Distan) Surabaya menyatakan sementara ini hewan kurban di Kota Pahlawan masih aman. Untuk menjaga kualitas hewan kurban agar terhindar dari antrax,  Distan menyarankan agar pedagang mengambil stok dari wilayah Jawa Timur.
Dalam Sidak di beberapa sentra penjualan hewan kurban, Distan Surabaya menyatakan hewan kurban di Kota Pahlawan sementara aman dari antraks.Tidak ada virus mematikan yang menjangkiti hewan-hewan yang dijual di tepian jalanan, misalnya antrax.
Penyakit yang ada sebatas mata belekkan atau lecet dan mencret. Ini lebih dikarenakan proses pengiriman hewan-hewan itu dari daerah asalnya. Kesimpulan sementara ini disampaikan Kepala Distan Surabaya, Joestamadji disela pemeriksaan hewan qurban di sentra penjualan, Jalan Mulyosari, kemarin.
Menurut dia, tahun ini titik penjualan serta jumlah hewan yang ada tidak berbeda dengan tahun 2014. “Tahun kemarin ada 28 kecamatan yang ketempatan penjual hewan. Ada 177 pedagang, dengan 10 ribu kambing dan 2.600 sapi. Dari referensi ini kita lakukan pemeriksaan hari ini (kemarin). Titik penjualan tahun kemarin dan sekarang cenderung sama,” kata Joestamadji Kepala Dinas Pertanian Kota Surabaya pada Bhirawa saat ditemui di kawasan Mulyosari, Senin (21/9) kemarin.
Selama pemeriksaan di sentra penjualan, Joes begitu sapaannya, Distan Surabaya mengajak Petugas Penyuluh Lapangan (PPL) serta pihak Fakultas Kesehatan Hewan (FKH) Universitas Airlangga (Unair) Surabaya.
Pemeriksaan akan berlangsung hingga 27 September 2015. Termasuk di sejumlah lokasi penyembelihan. “Tahun lalu ada 170 lokasi penyembelihan yang didatangi. 4.000 kambing dan 1.600 sapi dinyatakan sehat. Kalau pun ada cacing yang ditemukan, itu di rongga mulut dan isi perut,” kata Joes.
Sementara itu, Kabid Perternakan Distan Surabaya Meita Irene Wowor yang juga memeriksa hewan kurban di sentra penjualan menambahkan, selama pemeriksaan pihaknya menemukan hewan pilek dan mencret. “Vitamin sudah kami berikan,” kata Meita.
Meita menjamin sementara ini hewan kurban yang dijual di Surabaya masih aman dari virus mematikan, antrax salah satunya. Ini karena hewan-hewan yang ada berasal dari daerah lain di Jatim. Ada dari Mojokerto, Kediri, Trenggalek, Tulungagung dan lainnya.
“Kalau dari Jatim sendiri aman. Lain jika ada hewan dari luar, misalnya Sulawesi Selatan, Jateng, dan NTB yang belum dinyatakan bebas antrax oleh pusat,” sebut Meita.
Keberadaan antrax cukup membahayakan karena spora bakterinya mampu bertahan 100 tahun. “Karena itu jika ada hewan mati karena antrax harus dikubur sedalam mungkin,” sebutnya.
Sementara itu, Sukirno, salah seorang penjual hewan kurban di tepian jalanan di Surabaya mengaku mendatangkan kambing dari kampung asalnya, di Dawarblandong Mojokerto. Dia merasa tidak ada masalah dengan hewan-hewan yang dijual. (geh)

Tags: