Penjualan Pertalite Menuai Sentimen Positif

Foto: ilustrasi

Foto: ilustrasi

Surabaya, Bhirawa
Rencana PT Pertamina Persero meluncurkan produk yang telah ditunggu pasar yakni Pertalite (RON 90) mendapatkan respon positif dari pengguna mobil, motor, ataupun pemerhati ekonomi di Surabaya. Rencananya Pertamina akan menjual di 103 SPBU di tiga kota besar di Jawa antara lain Jakarta, Semarang, dan Surabaya.
Wiyono Pontjoharyo, Drs, MM, Ak, pemerhati ekonomi di Surabaya menguraikan, dalam setiap peluncuran suatu produk, ada beberapa tahap yang biasa dilakukan oleh Pertamina. Tahapan tersebut meliputi tes pasar, roll out, dan kampanye nasional.
“Pertamina meluncurkan setelah lebaran, karena memang ingin melihat bagaimana respon masyarakat terhadap jenis BBM terbaru. Produksi Pertalite yang nantinya berawarna hijau ini memang tidak di produksi dalam jumlah besar seperti Pertamax dan Premium. First trial  setelah lebaran memang saat yang tepat, karena banyak masyarakat yang sudah balik ke Surabaya. Jadi tingkat konsumsi dapat di pantau,” ujarnya.
Ia memperkirakan bahwa harga Pertalite di jual dengan harga Rp 8 ribuan. Harga tersebut, memang diatas Premium namun masih di bawah Pertamax. Harga ini telah sesuai dengan harga ke ekonomisan dari sebuah bahan bakar untuk masyarakat kelas menengah.
“Mobil yang memiliki kapasitas mesin 2000 CC diharapkan untuk menggunakan Pertalite, sedangkan untuk motor yang memiliki CC 125 juga bisa. Karena mayoritas masyarakat yang memiliki kapasitas mesin tersebut, adalah masyarakat yang hidup dalam kelas menengah,” tutupnya.
Sementara itu, Sri Rahayu, wanita yang bekerja di perbankkan mengungkapkan rencana Pertamina yang meluncurkan Pertalite yang berwarna hijau bakal mendapatkan respon positif. Karena jenis bahan bakar ini dijual diatas Premium namun harganya lebih murah dari Pertamax.
“Saya setuju saja apabila setelah Lebaran, Pertalite di jual pada pasar. Karena sejak saya beli  motor Yamaha Xeon GT Soul bulan enam kemarin dari dealernya memang menganjurkan harus mengisi dengan bahan bakar pertamax. Saya mengiyakan saja, karena biar kondisi mesin motor lebih awet. Tapi kalau ada Pertalite yang kualitasnya diatas Premium, mungkin saya pilih ini saja, karena sudah lebih baik,” ujarnya ketika mengisi Pertamax di SPBU Nginden, Minggu (12/7) kemarin.
Ia berharap penjualan Pertalite harga bisa stabil artinya setiap bulan harganya bisa stabil. Tidak mengikuti kondisi pasar minyak dunia yang selalu mengalami fluktuasi, Premium dan Pertamax memang selalu berubah yang menyebabkan gejolak pada kondisi pasar.
“Harga sembako saat ini memang relatif stabil, karena memang harga minyak stabil. Pemerintah tidak merevisi harga, sehingga penjualan kebutuhan pokok tidak bergejolak. Tetapi pilihan akan lain, jika harga minyak di lepas mengikuti fluktuasi minyak dunia. Pertalite harus tetap memiliki standarisasi harga, artinya harga bisa berubah tidak setiap bulan maka masyarakat akan lebih banyak mengkonsumsi BBM non subsidi,” jelasnya. [wil]

Tags: