Pensiunan ASN Manfaatkan Waktu untuk Budidaya Lebah

Jamal peternak lebah saat memanen madu dari sarangnya. [achmad basir]

Bisnis Menjanjikan, Miliki Keuntungan Ganda dan Seribu Khasiat
Kabupaten Bojonegoro, Bhirawa
Bagi kebanyakan orang, lebah atau tawan hanya dianggap sebagai hewan pengganggu yang harus disingkirkan karena suka menggigit (mengentup, red) hingga sakit. Namun, di balik itu budidaya lebah madu ternyata memiliki keuntungan ganda. Selain nilai ekonomis, juga memiliki nilai herbal dalam menyembuhkan penyakit serta menjaga stamina tubuh.
Seperti yang dilakukan oleh Jamal (60) warga Desa Mojodeso Kecamatan Kapas Kabupaten Bojonegoro. Di tangan seorang mantan ASN (PNS) di lingkup Dinas Pendidikan (Dindik) Bojonegoro, lebah liar diubah menjadi potensi ekonomi yang menggiurkan.
Setiap harinya, kata Jamal dia lebih banyak menghabiskan waktunya di lokasi budidaya lebah di lahan samping rumah.   Jamal tidak memiliki dasar ilmu budidaya lebah. Semuanya ia pelajari secara autodidak berdasarkan dari dunia maya internet budidaya lebah dan melihat prosesnya secara langsung akhirnya mendorong Jamal membulatkan tekad budidaya lebah madu.
“Dari sini kemudian saya mencari budidaya lebah. Setelah tahu teorinya, kemudian saya mengembangkannya sendiri,” kata Jamal kemarin.
Diungkapkannya awal mula dirinya merintis budidaya lebah madu lantaran dirinya tahu madu memiliki khasiat yang bagus untuk menjaga stamina. Tak hanya itu, nilai eknomis yang ditawarkan juga sangat menggiurkan.
“Sejak Mei 2016 lalu melakoni usaha sampingan tersebut. Saya  bangga sekaligus senang akan hasil yang diperoleh,”  ujarnya.
Awal mula usahanya, dimulai dengan membeli sepuluh gelodok atau sarang lebah. Setelah berjalan delapan bulan dirinya mampu memiliki hingga tiga sarang lebah.
Dalam prosesnya, dua minggu sekali mampu memanen sekitar 600 ml madu untuk tiap sangkar. Tiap 600 ml madu, dia jual kepada konsumen seharga Rp 200 ribu. Sedangkan botol kecil ukuran 150 ml seharga Rp 50 ribu
“Saat ini pembeli dari teman kerja saya sendiri waktu masih menjabat sebagai UPT di lingkup Dindik, itu pun masih belum mampu memenuhi  semua pesanan,” imbuhnya.
Meski begitu, usaha yang dilakoni tidak selalu mulus. Terkadang kendala cuaca juga menurunkan intensitas madu yang dihasilkan oleh para lebah. Namun, jika cuaca mendukung maka hasil madu yang dihasilkan dapat berlipat.
“Kalau kondisi cuaca sedang bagus hasilnya ya bagus, tetapi kalau lagi tidak bersahabat hasilnya bisa kurang maksimal. Karena, lebah yang ditangkarkan merupakan jenis liar. Sehingga, saat mencari serbuk sari juga beraneka ragam. Jadi kendala cuaca sangat berpengaruh,” terangnya.
Penempatan sangkar lebah, lanjut Jamal, juga tidak terlalu rumit. Sangkar berukuran 40×40 cm tersebut dia letakkan di bawah pohon dan dikasih atap di sekitar rumahnya.Tiap seminggu sekali, dia melakukan pemeriksaan terhadap sangkar.
“Cuma saya letakkan di sini (atap) dan tiap seminggu sekali dicek. Selain itu tempatnya rutin dibersihkan dan diberi minum air gula untuk memancing lebah lainnya,” ungkapnya. [Achmad Basir]

Tags: