Pentingnya Bermain Sesuai Usia untuk Tumbuh Kembang Anak

Pentingnya Bermain yang Sesuai dengan Usia untuk Tumbuh Kembang Anak.

Surabaya, Bhirawa
Kebahagiaan terpancar jika anak sedang bermain karena bermain merupakan dunia mereka. Namun banyak yang memandang bermain adalah kegiatan yang tidak bermanfaat. Padahal, anggapan ini salah karena sesungguhnya melalui bermain, aspek perkembangan fisik, keterampilan motorik, perkembangan kognitif, perkembangan sosial dan emosional dapat tumbuh.

Early Learning Centre (ELC) sebagai spesialis mainan edukatif melalui kampanye terbarunya #MainSamaAnak mengajak orang tua agar dapat mendampingi anak saat bermain. Mohit Nigam, Brand General Manager ELC Indonesia mengungkapkan, “Bermain merupakan aktivitas yang membuat mood atau hati anak menjadi senang.

Tanpa disadari oleh anak, melalui kegiatan bermain yang menyenangkan, anak lebih mudah dalam menyerap banyak hal untuk perkembangannya. Kampanye #MainSamaAnak yang digagas oleh ELC mengajak orang tua untuk mendampingi saat anak bermain agar dapat mengoptimalkan tumbuh kembang anak dengan bermain sesuai usianya.”

Tugas utama anak usia dini adalah bermain. Dengan bermain menggunakan permainan yang tepat, anak dapat meningkatkan keterampilan bahasa dan berkomunikasi, kognitif, keterampilan sosial-emosional dan juga keterampilan fisik serta motorik. Perlu diingat pentingnya permainan yang tepat untuk masing-masing usia untuk mengoptimalkan tumbuh kembang anak:
• Bermain sendiri untuk anak usia 0 – 2 tahun, termasuk di dalamnya:
o Sensory play, dimana anak anak hanya melihat segala sesuatu yang menarik perhatiannya dan melakukan gerakan pada anggota tubuhnya.
o Solitary play, biasa dilakukan bersama-sama, dimana anak dibiarkan bermain sendiri-sendiri dengan berbagai macam alat permainan yang mereka pilih.
• Permainan mengamati untuk anak usia 1 – 3 tahun
o Onlooker play, dimana anak fokus mengobservasi sekelompok anak lain bermain.
• Bermain bersama untuk anak usia diatas 3 tahun
o Parallel Play, di mana anak bermain permainan yang sama dengan anak lain, tetapi tidak terjadi kontak antara satu sama lain.
o Associative Play, di mana anak bermain bersama-sama dan diajarkan untuk saling meminjamkan mainan mereka masing-masing.
o Cooperative Play, di mana anak bermain bersama-sama dalam kelompok dan permainan ini memiliki aturan.

Agar kegiatan bermain bersama anak menjadi lebih menyenangkan dan bervariasi, ada dua kategori permainan yang bisa dilakukan bersama, Structure Play dan Free Play. Structure Play atau yang juga dikenal sebagai permainan berorientasi tujuan, umumnya melibatkan penggunaan logika untuk menyelesaikan masalah. Contohnya seperti mengikuti arahan untuk merakit mainan atau olahraga terorganisir seperti bermain bola. Sedangkan Free Play adalah permainan kreatif dan berimprovisasi dengan kemungkinan yang tidak terbatas, disini anak lebih berperan dalam memilih mainan apa yang mereka inginkan dan orang tua hanya merespon arahan yang diberikan anak. Permainan yang bisa dilakukan adalah seperti permainan balok, menggambar atau mewarnai.

Kedua kategori permainan ini penting untuk menanamkan rasa ingin tahu pada anak dan juga pembelajaran yang berguna. Ketika seorang anak terlibat dalam kegiatan bermain berstruktur, mereka belajar bagaimana mengenali pola dan memenuhi tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya dengan cara yang paling efisien dan efektif. Sebaliknya, permainan bebas adalah tentang mempelajari cara membuat sesuatu dari awal dan mengeksplorasi kemungkinan.

Setiap anak memiliki karakteristik, pola pikir dan keunikan yang berbeda-beda. Untuk itu, orang tua perlu memahami serta sabar dalam menyikapi hal tersebut. Saat mendampingi anak bermain, orang tua pun harus lebih fokus kepada mereka dan mengesampingkan aktivitas lain agar kegiatan bermain menjadi lebih menyenangkan. Hal yang perlu diperhatikan oleh orang tua saat bermain dengan anak:
1. Perhatikan dengan penuh perhatian. Jauhi gadget Anda dan hanya fokus kepada anak.
2. Refleksi verbal: memberikan pujian dan menyemangati terhadap apa yang mereka lakukan,
3. Refleksi non-verbal: meniru apa yang dilakukan oleh anak.
4. Tunjukkan afeksi selama bermain, seperti memeluk dan menyentuh mereka dengan penuh kasih saying.
5. Tetap ada batasan yang sehat. Orang tua tetap harus mengingatkan dengan cara yang lembut tanpa memarahi jika anak bermain dengan cara yang tidak seharusnya.

Gerai ELC kembali dibuka dan Menggelar ELC Super Savers
Setelah berakhirnya masa PSBB, ELC pun kembali membuka gerainya pada tanggal 15 Juni lalu dengan menerapkan protokol kesehatan yang ketat. Bersamaan dengan dibukanya kembali seluruh gerai, ELC menyambut kedatangan pelanggan setianya dengan menyelenggarakan Mid Season Sale yang bertajuk Super Savers. Potongan harga untuk mainan edukasi favorit anak-anak hingga 50% yang dimulai 25 Juni hingga 19 Juli 2020. Inilah saatnya untuk membelikan mainan baru sesuai usia anak yang dapat mendukung tumbuh kembang mereka. ELC Super Savers ini berlaku tidak hanya di gerai yang berada di pusat perbelanjaan, namun berlaku juga di gerai online di www.elc.co.id dan melalui Whatsapp +622129181155.(ma)

Tags: