Pentingnya Menjaga Keseimbangan Sisi Spiritualitas dalam Pengelolaan Bisnis

Chairman Garudafood sekaligus penulis buku Mindfulness-based Business (MBB): Berbisnis dengan Hati, Sudhamek AWS (tengah) bersama Founder & CEO BenihBaik.com, Andy F. Noya dan Coach Yudi Candra (kanan) selaku Moderator berbincang sesaat sebelum acara peluncuran buku, Rabu (02/12).

Surabaya, Bhirawa
Penerbit Gramedia Pustaka Utama tekah resmi meluncurkan buku Mindfulness-Based Business: Berbisnis dengan Hati karya Sudhamek AWS, secara virtual live event pada hari ini, Rabu (2/12).

Melalui bukunya, Sudhamek yang merupakan Anggota Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) periode 2017-2022 serta Chairman PT Garudafood Putra Putri Jaya Tbk menyampaikan gagasan mengenai pentingnya menjaga keseimbangan sisi spiritualitas dalam pengelolaan bisnis atau organisasi.

“Pada prinsipnya praktik bisnis maupun nonbisnis dengan berbasis kebersadaran agung (mindfulness) adalah bahwa berbisnis, atau berorganisasi, juga menjalankan suatu profesi, bukanlah semata-mata demi menggapai profit atau keuntungan pribadi sebanyak-banyaknya, tetapi lebih dari itu, yakni demi menumbuhkan benih-benih kebaikan bagi kepentingan bersama,” terangnya pada Prolog buku Mindfulness-Based Business: Berbisnis dengan Hati, Rabu (2/12).

Sudhamek menambahkan sejatinya bisnis pun berdimensi vertikal karena apa yang diupayakan, pada saatnya akan dipertanggungjawabkan di hadapan Yang Mahakuasa. “Itulah mengapa saya memberi imbuhan ‘agung’ dalam istilah mindfulness, karena ada dimensi kebersadaran transendental pada Sang Mahaagung,” ujarnya.

Dalam acara peluncuran buku tersebut turut hadir Founder & CEO BenihBaik.com, Andy F. Noya serta Coach Yudi Candra, CEO PT Duta Sukses Dunia yang bertindak sebagai moderator untuk mengulas lebih dalam mengenai penerapan mindfulness-based business yang berhasil di Indonesia.

Sementara itu gagasan mindfulness-based business dipetakan Sudhamek menjadi delapan bab dalam bukunya. Mulai dari proses tercetusnya pemikiran spiritualitas dalam bisnis, hingga langkah-langkah implementasi yang telah ia terapkan. Setiap bagian disertai dengan studi kasus yang dapat memperlihatkan mindfulness practices kepada pembaca sehingga lebih mudah untuk dipahami.

Perjalanan Sudhamek yang memiliki latar belakang unik sebagai aktivis, pengusaha dan pejabat negara, semakin memperkaya isi buku ini. Ia memperlihatkan bahwa mindfulness bisa diterapkan di empat dunia yang berbeda: komunitas bisnis, lembaga swadaya masyarakat (LSM), organisasi keagamaan dan lintas iman, serta pejabat tinggi negara.

Tren saat ini, semakin banyak perusahaan terutama di lingkup global, yang memperkenalkan praktik mindfulness namun masih terbatas teori dan praktik dalam program workshop dan sesi online kelas-kelas meditasi.

Praktik ini diyakini mampu meningkatkan komunikasi, kolaborasi dan energi kolektif karyawan dalam organisasi. Namun, melalui buku MBB ini menyadarkan kita bahwa sesungguhnya bisnis dan spiritualitas ternyata sangat bisa berjalan beriringan.

“Buku ini hadir tepat waktu. Di tengah persaingan bisnis yang semakin sengit, buku ini menunjukkan kepada kita bahwa praktik mindfulness seperti yang dilakukan oleh Pak Sudhamek selama berkiprah di berbagai organisasi yang dinaunginya, bukan hanya optimistis, tapi realistis. Ini tentu dapat menjadi referensi bagi komunitas dunia usaha dan profesi lainnya,” jelas Direktur Kelompok Penerbitan Kompas Gramedia, Suwandi S. Brata. [riq]

Tags: