Penukaran Uang Pecahan Dibatasi Satu Bendel

Inilah salah satu mobil kas keliling Bank Jatim yang siap melayani penukaran uang pecahan kepada masyarakat.

Kota Malang, Bhirawa
Penukaran uang pecahan sudah menjadi kebiasaan masyarakat menjelang lebaran. Dari tahun ke tahun pelaksanaan penukaran uang pecahan ini, terus dievaluasi untuk menghindari adanya oknum yang memanfaatkan momen tersebut. Masyarakat hanya diperbolehkan menukar satu bendel setiap uang pecahan.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia (KPw BI), Malang Dudi Herawadi, kepada sejumlah wartawan Senin (28/5) kemarin mengutarakan, proses penukaran uang tidak lagi tersentral di BI tetapi dilakukan di seluruh perbankan.
Hal itu untuk mempermudah layanan khusus bagi nasabah bank. “Sejak beberapa tahun ini, penukaran uang tidak lagi di BI. Dulu masyarakat selalu antri di BI, sekarang sudah bisa langsung ke Bank jadi lebih mudah,” ujar Dudi Herawadi.
Selain itu, BI juga tetap memberikan layanan melaui kas mobil keliling milik 14 Bank yang berada di Malang dan sekitarnya. Masyarakat bisa melihat jadwal penukaran uang, di sejumkah titik yang telah ditentukan.
“Ada 120 titik layanan penukaran uang pecahan 74 titik outlet merupakan Bank Umum, dan 46 titik outlet BPR di wilayah kerja Bank Indonesia Malang. Semuanya sudah beroprasi sejak tanggal mulai 28 Mei hingga 8 Juni mendatang,” tutur Dudi.
Dudi, menyampaikan masyarakat dengan bebas bisa memilih tempat menukar uang dan tidak usah khawatir, karena BI Malang telah menyiapkan uang kartal sebanyak Rp 3,9 Triliun. Meski bebas memilih tempat penukaran uang, tetapi BI membatasi jumlah penukaran yang bisa dilayani. Masyarakat hanya diperbolehkan menukar pecahan masing-masing satu bandel saja.
Uang pecahan itu terdiri dari satu bandel 2000 an Rp. 200.000, satu bandel 5000 an Rp. 500.000. satu bandel 10.000 an Rp.1.000.000 dan satu bandel 20.000 an Rp. 2.000.000. Sehingga jumlah totalnya setiap orang hanya Rp.3700.000.
“Nah nanti ada mekanismenya agar bisa memastikan bahwa yang melakukan penukaran hanya satu kali datang. Mereka yang sudah menukar uang diberi tanda layaknya usai memilih di pilkada atau pemilu. Jari mereka deberi tinta sebagai tanda mereka sudah selesai menukar,” urainya.
Cara itu diyakini Dudi akan berdampak pada azas keadilan, dan menekan adanya oknum yang menukar uang untuk di jual kembali. Buktinya masih ada orang menjual uang pecahan dipinggir jalan. “Habis menukar jarinya diberi tanda, biar tidak menukar lagi. Kami juga menghimbau masyarakat sebaiknya tidak menukar uang di jalan. Tukar aja ke tempat yang sudah ditentukan jangan kawatir kehabisan, ada Rp 10,3 Miliar uang baru per hari yang disiapkan untuk masyarakat,” imbuhnya.
Ia menambahkan, pelayanan penukaran uang baru tersebut diusahakan dilakukan sejak pagi hingga sore hari. “Ada dua sesi, sesi pertama pagi sampai siang, sesi kedua siang sampai sore. Kalau modalnya sudah habis, maka petugasnya akan segera balik,” tukasnya.
Dudi juga meminta , kepada petugas untuk memastikan situasi aman saat memberikan layanan kepada masyarakat meskipun ada petugas keamanan yang membantu. “Kepada petugas saya minta untuk memastikan situasi aman saat memberikan layanan. Kalau tidak memungkinkan sebaiknya ditunda dulu. Ini untuk menghindari adanya masalah yang mungkin terjadi,” pungkasnya. [mut]

Tags: