Penulis Buku yang Ingin Menjadi Writerpreneur

Srindaningsih

Srindaningsih
Setelah berhasil menuangkan karyanya dalam 22 buku, yang terdiri dari tujuh buku solo dan 15 buku antologi, juga sebagai penggiat Literasi. Srindaningsih, Guru Bahasa Inggris SMPN 6 Sidoarjo terus berkembang, kini kembali mengembangkan bakatnya menjadi writerpreneur. yakni wirausaha yang bergerak dalam bidang tulis menulis.
Perempuan kelahiran Surabaya, 21 Pebruari 1964 ini, mengawali karirnya sebagai guru sejak tahun 1985. Namun dalam dunia tulis menulis, dilakoninya mulai 2017 hingga 2019. Sekitar 35 tahun baru terjun menjadi penulis.
“Yang memotivasi saya menulis adalah kematian. Ketika saya berumur 50 tahun, terbesit pikiran bahwa usia itu dekat dengan umur kematian Sehingga terpikir, apa yang saya perbuat untuk menghadapi kematian?,” jelasnya dengan nada tanya.
Teringat dikejadian asal, ketika bayi, saya tidak mempunyai apa – apa yaitu pikiran kosong, hati kosong dan semua serba nol. Maka saya ingin kembali kepada Allah dalam keadaan kembali nol. Kesimpulan saya, saya harus mengeluarkan, meyampaikan atau memberikan apa saja yang ada dalam pikiran saya, yang ada dalam hati saya, semua pengetahuan, ketrampilan dan pengalaman saya harus dikosongkan.
“Tapi bagaimana caranya ? Saya berfikir sangat lama, sehingga saya menemukan ide bahwa mengosongkan kembali hati dan pikiran saya dengan cara menuliskannya,” ungkap Srindaningsih yang hobi membaca riset, pada Sabtu (23/1) kemarin.
Presenter Seminar Nasional, artikel Ilmiah ‘Belajar Berkarya dan Berprestasi melalui Literasi Baca Tulis 2019, kini sedang merintis untuk mewujudkan atau mengembangkan keinginannya menjadi writerpreneur.
Ia mengaku, tahun 2020 sudah mulai merintis menjadi writerpreneur. Untuk mewujudkan keinginan itu, saya harus terus mengembangkan diri, tidak sekedar menulis tetapi harus memiliki kemampuan mengawal karya (buku) mulai dari draf, editing, lay out, cover, logline, blurp, marketing dan publishing. Selain itu, menjadi tim literasi sekolah dan penggiat literasi juga founder 6Magz Writer Community.
Di sisi lain, dalam menggerakkan remaja sekarang yang cenderung bermain HP, agar gemar menulis. Menurutnya sangat mudah, yakni dengan cara memberi contoh saja, itu yang dilakukan. Meskipun pandemi dan semua siswa belajar di rumah atau Learning From Home, Literasi yang dipercayakan tetap berjalan melaju.
“Justru saya gunakan HP untuk menggairahkan mereka menulis. Caranya, saya membuat grup WA program Literasi. Setiap Hari Sabtu jam 09.30 saya menulis tema apa yang harus ditulis. Berikutnya saya tuliskan di grup WA Literasi contoh naskah sesuai tema yang saya berikan dan saya lengkapi instruksinya. Silahkan menulis seperti contoh saya, sehingga mereka yang ada di grup akan menulis sesuai arahan by SMS di grup WA. Dalam satu semester, tulisan mereka di grup WA Literasi saya download dan saya kemas sampai menjadi sebuah buku, jelas Srindaningsih yang memecahkan Rekor Muri, menulis 1.000 puisi guru ASEAN bersama Rumah Seni Asnur 2018. [ach]

Tags: