Penumpang Bandara Abdurrachman Saleh Sepi

Sepi penumpang, kursi-kursi penumpang dalam pesawat Batik Air terlihat kosong. Dari 150 kursi yang tersedia, hanya terisi 38 penumpang saja dalam penerbangan Rabu (20/1) pukul 14.30 WIB (supriyanto/bhirawa)

Sepi penumpang, kursi-kursi penumpang dalam pesawat Batik Air terlihat kosong. Dari 150 kursi yang tersedia, hanya terisi 38 penumpang saja dalam penerbangan Rabu (20/1) pukul 14.30 WIB (supriyanto/bhirawa)

Kab Malang, Bhirawa
Penumpang yang menggunakan jasa penerbangan di bandara Abdurrachman Saleh Malang kondisinya sepi sejak dibuka kembali Selasa lalu (19/1). Sepinya penumpang tersebut tidak terlepas dari seringnya penutupan bandara sebagai dampak abu vulkanik yang disemburkan Gunung Bromo.
Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) Bandara Abdul Rachman Saleh, Suharno, mengatakan bandara memang telah beroperasi kembali, namun pengguna jasa layanan pesawat udara memang menurun dibanding sebelum Gunung Bromo batuk-batuk.
“Kondisi penumpang memang menurun dalam sebulan terakhir akibat seringnya penutupan bandara. Rata-rata saat ini hanya terisi 30 persen dari jumlah sheet yang tersedia,” tuturnya.
Seperti penerbangan Batik Air, dalam 2 kali penerbangan Rabu kemarin (20/1) hanya terisi kurang dari 30 persen. Dari 150 sheet kelas bisnis dan ekonomi, hanya terisi 38 penumpang saat penerbangan kedua pukul 14.30 WIB.  Hal ini dibenarkan salah satu Pramugari Batik Air.
“Sejak kemarin (Selasa,red) memang sepi mas. Penumpang mungkin masih khawatir bandara kembali ditutup karena abu Gunung Bromo,” kata salah satu pramugari yang enggan disenbut namanya.
Seringnya penutupan bandara Abdurrachman Saleh Malang memang membuat pengguna jasa penerbangan sering ragu memesan tiket untuk penerbangan dari dan ke Malang. Sebab jika bandara ditutup, maka mereka harus dialihkan ke bandara Juanda Surabaya. Walaupun dalam pengalihan penerbangan tersebut waktunya sama, masyarakat cenderung tidak mau repot.
“Pengguna jasa penerbangan memilih langsung pesan untuk berangkat dari Juanda karena tidak mau repot saat dialihkan. Makanya pemesanan tiket dari dan ke Malang sepi,” tukas Iwan, salah satu pemilik agen perjalanan di Kota Batu. Padahal saat sebelum Gunung Bromo batuk-batuk, rata-rata sheet setiap penerbangan terisi di atas 80 persen.  [sup]

Tags: