Penurunan Ekonomi Belum Berdampak di Jatim

Foto: ilustrasi

Foto: ilustrasi

Surabaya, Bhirawa
Pengusaha di Jatim menilai terpuruknya ekonomi secara nasional masih belum banyak berdampak para pengusaha di Jatim, hal itu terbukti dengan pertumbuhan ekonomi hingga saat ini masih berjalan cukup baik, bahkan melampaui pertumbuhan ekonomi nasional.
“Secara nasional, Jatim tergolong daerah yang masih belum terlalu merasakan dampak pelemahan ekonomi, karena pertumbuhan ekonomi Jatim masih lebih tinggi dari nasional yakni sebesar 5 persen,” kata Wakil Ketua Umum Bidang Fiskal dan Moneter, Kadin Jatim, Dr Tommy Kaihatu, MM , di Surabaya, Senin(28/9).
Pertumbuhan ekonomi di Jatim masih berjalan lebih baik karena menurut ditopang oleh kebijakan pemprov yang efektif terhadap regulasi usaha. Selain itu, menurutnya, peran Kadin Jatim yang secara konsisten menciptakan situasi kondusif, sehingga investor tertarik untuk terus berinvestasi di Jatim. “Syukurlah Pemprov kita sangat pro aktif menjaga regulasi usaha di Jatim, begitupun Kadin juga terus berupaya berpartisipasi terhadap kondusifitas perdagangan di Jatim,” paparnya.
Ia memprediksi, Jatim akan terus dapat  bertahan dalam situasi positif ini, apabila pertumbuhan ekonomi dapat dijaga dengan baik, sehingga tidak akan terkena dampak pelemahan rupiah yang melanda nasional.
Salah satu upaya untuk mempertahankan pertumbuhan ekonomi di Jatim diantaranya Pemprov Jatim harus tetap menjaga iklim peningkatan perdagangan antar provinsi. Tidak hanya itu saja pemerintah juga harus tetap mengajak investor asing untuk bisa berinvestasi di beberapa daerah, khususnya investasi industri bahan baku, seperti pendirian industri smelter.
“ Salah satu upaya untuk mempercepat perekonomian adalah segera mengajak investor asing untuk mendirikan industri bahan baku di daerah, agar para pengusaha tidak impor bahan baku, sehingga pengusaha bisa menghemat biaya produksi dan dapat memberikan gaji pegawai dan karyawan “ujarnya.
Seperti diketahui, pelemahan rupiah yang terjadi sejak beberapa bulan terakhir memang sangat terasa dampaknya, terutama terhadap sektor usaha yang bersentuhan langsung dengan perputaran mata uang dolar. Salah satu yang paling nampak adalah banyak perusahaan dipaksa memutus hubungan kerja dengan karyawannya, bahkan banyak pula sampai harus gulung tikar.
Akibatnya, angka pengangguran kian bertambah dan jumlah kemiskian juga terus membengkak yang berujung pada terus melemahnya pertumbuhan ekonomi nasional yang beberapa periode diketahui hanya tumbuh 4,5 persen. [ma,kmf]

Tags: