Penutupan MOS Secara Virtual SD Muhammadiyah 11 Surabaya

Kepala Sekolah SD Muhammadiyah 11 Surabaya, Ustadz Irwan SPd MPd saat memimpin salat gaib diikuti para guru di halaman sekolah, Rabu (15/7). [trie diana]

Menerbangkan Harapan dan Doa di Era Baru serta Kelas Baru
Surabaya, Bhirawa
Pembelajaran di tengah pandemi untuk Tahun ajaran baru 2020/2021 telah dibuka. Kelas baru, seragam baru, buku baru dan sepatu baru mungkin sudah terbeli. Namun masa pandemi belum berakhir, meskipun Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) telah dihapuskan. Kesedihan dirasakan oleh semua stake holder pendidikan baik sekolah, para guru, para orang tua wali murid dan para siswa sendiri.
Menurut Kepala SD Muhammadiyah 11 (SD Muhlas) Dupak, Surabaya, Ustadz Irwan, kegalauan antara keinginan masuk sekolah dan ketakutan terpapar virus. Membuat beberapa orang tua wali murid berharap sekali putra – putrinya bisa masuk sekolah kembali terutama yang anaknya duduk di kelas satu. Ada juga di sisi yang bersebrangan yakni orang tua yang menolak memasukkan anaknya sekolah karena kondisi Kota Surabaya yang tak kunjung menghijau zonanya.
“SD Muhlas menutup Masa Orientasi Siswa (MOS) yang digelar secara Virtual atau Online melalui Media Sosial atau Medsos) ini, dengan berdoa untuk para korban Virus Corona atau Covid 19. Selain itu, juga dihiasi dengan menerbangkan balon yang diisi dengan tulisan berupa harapan untuk memulai New Normal atau Era Baru. Pelaksanaan MOS yang dimulai sejak Hari Senin (13/7) lalu telah berjalan dengan baik. Dimulai dengan perkenalan para guru, perkenalan letak dan kondisi kelas, serta konsep pembelajaran secara Daring di tengah kondisi Pandemi Covid 19 ini,” kata Ustadz Irwan, setelah penutupan MOS.
Ustadz Irwan juga menjelaskan, pada MOS terakhir Hari Rabu ini (kemarin, red), sejak pagi hari para ustadz – ustadzah sudah sibuk untuk mempersiapkan semua materi terakhir MOS. Namun mereka masih menyempatkan diri untuk mengambil air wudhu kemudian malaksanakan shalat ghaib bersama. Untuk mendoakan para korban Covid 19 terutama mereka yang meninggal dunia. Sebab tercatat satu orang tua wali murid SD Muhlas meninggal dunia karena terpapar Virus Corona dan beberapa yang masuk dalam daftar ODP (Orang Dalam Pantauan).
Sementara itu, Humas SD Muhlas, Ustadz Fathur Rosid menambahkan, dengan dimulainya era baru dan kelas baru dengan doa. Ratusan siswa siswi membuat doa harapan yang diikatkan pada sebuah balon dan diterbangkan dari rumah masing – masing, yang sebelumnya diawali dengan pengarahan Kepala Sekolah dan pembacaan puisi dari salah satu siswa baru. Semuanya dilakukan secara live streaming atau Daring melalui sosial media.
“Doa dan harapan di era baru dan kelas baru. Rasa kangen bertemu semua teman, lingkungan sekolah yang menyenangkan, juga bertemu ustadz – ustadzah, dan pembelajaran secara langsung menjadi mayoritas harapan semua siswa. Semoga Allah segera memusnahkan virus ini dari Negara Indonesia dan seluruh dunia. Agar kami para siswa SD Muhlas bisa kembali bersekolah tanpa khawatir. Aamiin Ya Robbal Alamin,” katanya dalam doa dan harapan yang dipanjatkan salah satu siswi kelas 1 yang diamini semua temannya sesama siswa kelas I dan para ustadz – ustadzah yang mengikuti MOS secara online, Rabu kemarin. [fen]

Tags: