Penutupan Pabrik Gula Kanigoro Madiun Ditolak

M Nadjb SP, MM

Kab Madiun, Bhirawa
Setelah menggelar rapat dengan tim verifikasi Jatim di PG Purwodadi di Desa Pelem Kecamatan Karangrejo Kab Magetan, PG Kanigoro menolak rencana Kementerian BUMN yang akan menutup 10 PG (Pabrik Gula) di Jatim termasuk PG Kanigoro di Desa Sidorejo Kecamatan Wungu Kab Madiun. Para petani tebu di Madiun sekitarnya serta para stakeholder terkait PG Kanigoro juga sepakat menolak rencana penutupan 10 PG di Jatim yang akan dilaksanakan pemerintah pusat pada tahun ini.
Kepala Dinas Pertanian dan Perikanan Kab Madiun M Nadjib menuturkan  PG Kanigoro berharap  tetap beroperasi termasuk stakeholder terkait lainnya. Seperti APTRI (Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia), Koperasi Petani Tebu Rakyat Indonesia (KPTRI), masyarakat/petani tebu dan pedagang tebu.
“Masalahnya, kalau PG Kanigoro dikatakan merugi bukan solusinya terus ditutup. Tetapi manajemen diperbaiki dahulu, kalau ada mesin yang sudah tua perlu diganti yang baru. Sehingga, apabila semuanya terpenuhi, kami kira tidak akan merugi lagi,”tegas M Nadjib kepada wartawan, Minggu (12/2).
Dijelaskannya, hasil dari rapat tim verifikasi Jatim di PG Purwodadi Magetan tersebut di antaranya memang membahas rencana penutupan PG Kanigoro yang ada di Madiun. Selanjutnya keputusan menolak penutupan PG Kanigoro dan seluruh stakeholder bakal dibahas lebih lanjut pada tingkat provinsi yang sedianya akan digelar Maret. “Yang jelas, nanti Gubernur Jatim yang memutuskan langkah berikutnya,” paparnya.
Menurut Nadjib terkait rencana penutupan PG di Jatim termasuk PG yang ada di Madiun, Kementerian BUMN dinilai hanya berorientasi pada keuntungan semata. PG  dinilai merugi lantaran di antaranya biaya operasional dengan pendapatan/masukan tidak seimbang.
Padahal, lanjutnya, faktor kondisi peralatan termasuk mesin yang sudah tua juga menjadi pemicu kerugian karena tidak bisa bekerja maksimal. Mesin itu seharusnya perlu diganti yang baru layaknya PG lainnya. “Dibutuhkan pengelolaan dari orang-orang yang profesional untuk mengelola PG,”tegas M Nadjib.
Masih menurut M Nadjib, Mei nanti sudah memasuki musim panen tebu. Jika PG Kanigoro  jadi ditutup, lantas bagaimana hasil panen tebu yang biasanya dijual ke PG Kanigoro ? Sementara di Kab Madiun sekarang ini terdapat sekitar 6.000 hektare lahan tebu dan sekitar 1.000 hektare hasil panennya dikirim ke PG Kanigoro setiap tahunnya. Cukup luasnya lahan tebu di Kab Madiun karena daerah ini cocok untuk tanaman tebu. [dar]

Tags: