Penyakit Polio Tak Ditemukan di Kabupaten Sidoarjo Sejak Tahun 2014

sebanyak 60 bidan dari 30 Puskesmas di Kab Sidoarjo, dikumpulkan oleh Dinkes Sidoarjo, untuk optimalisasi vaksinasi tahun 2023. [alikusyanto/bhirawa]

Sidoarjo, Bhirawa.
Dinas Kesehatan Kab Sidoarjo mengevaluasi pelaksanaan imunisasi pada saat Bulan Imunisasi Anak Nasional (BIAN) tahun 2022 lalu, bisa dicapai hingga 105%. Pada moment itu, anak usia 9 bulan sampai 59 bulan, mendapatkan dua vaksinasi tambahan. Yaitu vaksin MR dan vaksin kejang.

“Vaksinasi saat BIAN selesai, tetapi kita terus melakukan vaksinasi rutin lengkap,” jelas, Qudrotin, SKeb MM, Penyuluh Kesehatan Masyarakat Bidang Pelayanan Kesehatan, Dinkes Kab Sidoarjo, Senin (30/1) kemarin.

Vaksinasi rutin lengkap ini, diberikan kepada anak dibawah dua tahun (Baduta) hingga anak SD, dalam bentuk program bulan imunisasi anak sekolah (BIAS).

Menurut Qudrotin, dari pelaksanaan vaksin rutin lengkap di Kab Sidoarjo tersebut, sejak tahun 2014 lalu, tidak ditemukan lagi adanya penyakit polio.

Menurut Qudrotin, Dinkes Sidoarjo setiap tahun mencari dan membuktikan adanya penyakit polio di masyarakat. Diakui, pada tahun 2022 lalu, sempat ditemukan ada 17 kasus lumpuh layu. Namun, setelah diperiksa semua fasesnya, ternyata negatip polio.

“Bahayanya polio, setelah virusnya gak ada, tapi tetap lumpuh permanen,” jelas Qudrotin, yang kemarin, usai mengumpulkan para bidan dari 30 Puskesmas di Kab Sidoarjo itu.

Pentingnya ikut vaksinasi, kata Qudrotin, menurut hasil dari riset kesehatan dasar (Rikesdas) oleh Departemen Kesehatan RI, bisa mencegah terserangnya dari 26 jenis penyakit. Dan dari vaksinasi ini, juga mampu mencegah 2.3 juta orang dari kematian setiap tahunnya.

Namun demikian, dirinya tidak memungkiri masih ada oknum masyarakat di wilayah Kab Sidoarjo, yang anak maupun siswanya tidak dibolehkan untuk divaksin. Jumlah oknum ini merata ada di 18 wilayah kecamatan di Kab Sidoarjo. Alasannya masalah kenyakinan dan kebiasaan tradisional.

Pihaknya selalu membuat daftar, oknum-oknum yang tidak bersedia, anak dan siswa di sekolahnya untuk divaksin. Tujuannya, semoga pada waktu yang akan datang, mereka bisa disadarkan. Bahwa vaksin ini hukumnya wajib untuk kesehatan anak.

Bila pelaksanaan BIAN pada tahun 2022 lalu, tercapai sampai 105%. Sedangkan pelaksanaan BIAS atau bulan imunisasi anak sekolah, yang rutin dilakukan setiap tahun ini, tercapai 98%.

BIAS diberikan kepada anak sekolah kelas 1, berupa vaksin dipteri, tetanus, MR. Kelas 2, berupa tetanus, dipteri. Dan kelas 5, berupa tetanus dipteri, HPV atau vaksin untuk mencegah kanker serviks.

“Alhamdulilah, Sidoarjo sering mendapat kepercayaan dari Kementerian Kesehatan untuk memperkenalkan pelaksanaan vaksin-vaksin baru,” katanya. (kus.gat)

Tags: