Penyakit TBC di Pasuruan Capai Ratusan Kasus, Kawasan Utara Mendominasi

Pasuruan, Bhirawa
Kasus TBC di Kota Pasuruan terbilang banyak. Berdasarkan catatan pada Dinas Kesehatan Kota Pasuruan, mulai awal tahun hingga September 2018 terdapat 305 kasus.
Plt Kepala Dinkes Kota Pasuruan, Shierly Marlena menyampaikan dari ratusan kasus TBC itu, wilayah utara Kota Pasuruan yang mendominasi.
Hal itu dikarenakan kawasan tersebut merupakan lingkungan yang kumuh.
“Lingkungan yang kumuh di kawasan utara atau Kecamatan Panggungrejo membuat kasus TBC paling tinggi, yakni 111 kasus,” tandas Shierly Marlena yang didampingi Kasih Pengendalian Penyakit Menular Dinkes Kota Pasuruan, Kuswandi, Selasa (20/11).
Terinci, diurutan ke dua berada di Kecamatan Gadingrejo, tercatat ada 73 kasus TBC disusul Kecamatan Bugul Kidul 64 kasus serta Kecamatan Purworejo 57 kasus.
Dari ratusan kasus TBC, terdapat dua kategori. Yakni, kategori anak pada usia kurang dari 15 tahun dan dewasa di usia lebih dari 15 tahun.
“Sebagian besar kasus TBC menyerang orang dewasa, sisanya yakni 71 kasus menyerang anak-anak. Serta dari ratusan kasus TBC itu, 3 orang dewasa meninggal dunia,” tegas Shierly Marlena.
Tak hanya menangani warga Kota Pasuruan, pihaknya juga menangani kasus TBC dari luar daerah, yakni dari Kabupaten Pasuruan dan Probolinggo.
“Kami tegaskan lagi, tidak ada pembagian wilayah dalam pengobatan TBC. Semua penderita langsung kami tangani. Totalnya ada 117 kasus dari luar daerah yang terbagi 112 dari Kabupaten Probolinggo sedangkan 5 kasus lainnya merupakan warga Probolinggo,” jelas Shierly Marlena.
TBC merupakan salah satu penyakit yang penularannya sangat cepat. Penularan penyakit TBC melalui media udara. Saat seorang penderita TBC berbicara dengan orang sehat yang imunnya lemah, maka secara otomatis, orang tersebut akan tertular virus TBC.
Gejala awal TBC ditandai dengan batuk disertai gatal di tenggorokan secara terus menerus selama 3 minggu. Selanjutnya, ada penurunan berat badan yang turun secara terus-menerus. Sering berkeringat dingin pada malam hari tanpa ada aktivitas fisik hingga sering lelah dan lemah.
“Apabila mengalami gejala-gejala demikian, diharapkan langsung memeriksakan diri. Tujuannya melakukan deteksi dini,” urai Kuswandi.
Untuk penderita TBC sedianya harus berjemur selama kurang lebih satu jam, yakni pada jam 06.00-07.00. Termasuk juga sinar matahari dipagi hari harus masuk rumah supaya penekan pertumbuhan TBC.
“Penderita kami anjurkan memakai masker, supaya mengurangi penularan bagi orang-orang yang ada disekitarnya,” tambah Kuswandi. [hil]

Tags: