Penyandang Disabilitas Bojonegoro Ikuti Pelatihan

Semangat-35-penyandang-disabilitas-di-Kabupaten-Bojonegoro-ketika-mengikuti-kegiatan-pelatihan-yang-diselenggarakan-oleh-Pemkab-Bojonegoro-dan-Pemprov-Jawa-Timur.

Semangat-35-penyandang-disabilitas-di-Kabupaten-Bojonegoro-ketika-mengikuti-kegiatan-pelatihan-yang-diselenggarakan-oleh-Pemkab-Bojonegoro-dan-Pemprov-Jawa-Timur.

Bojonegoro, Bhirawa
Pemerintah Kabupaten Bojonegoro dan Pemerintah Propinsi Jawa Timur, Rabu (20/1) kemarin menyelenggarakan pelatihan garmen yang diikuti 35 penyandang cacat atau disabilitas dari berbagai wilayah di Kabupaten Bojonegoro.
Ketua Himpunan Disabilitas Kabupaten Bojonegoro, Sanawi menyampaikan, bahwa kekurangan dan cacat fisik bukan halangan bagi mereka untuk berkarya. Mereka membutuhkan perhatian bukan belas kasihan sehingga akan menjadikan para penyandang disabilitas ini bisa menjalani hidup dan berkarya. “Baginya menjadi penyandang cacat bukan untuk menjadi kaum yang dicap dengan meminta dan harus dikasihani,” kata Sanawi.
Sanawi menuturkan bahwa terlahir dengan anugerah ini bukan perkara gampang, mental dan kepercayaan diri menjadi modal utama yang harus dimiliki agar bisa mandiri.Namun dengan memberikan bekal yang cukup akan menjadikan kaum difabel ini menjadi produktif. “Mereka mendapatkan pelatihan memotong kain,  membuat pola, menjahit, mengukur dan obras serta bordir. Pelatihan ini diharapkan menjadi bekal mereka untuk melanjutkan hidup,” ucapnya.
Gunawan salah satunya, pria asal Desa Bonorejo Kecamatan Gayam ini menjadi anggota disabilitas Bojonegoro. Sebelum tahun 2010 dirinya hanyalah pengangguran kini sejak mengikuti pelatihan khusus penyandang disabilitas tahun 2013.
Kini pria satu putri ini telah menekuni usaha menjahit ditempat tinggalnya. Rata-rata dia mendapatkan penghasilan dari menjahi ini sebesar Rp 2 juta setiap bulannya jika tengah ramai, dihari-hari biasa Rp 700 ribu sudah lebih dari cukup meki dia harus berhemat.
Akhirnya sebagai bentuk rasa Syukur dirinya kini melatih teman-teman senasibnya untuk bisa berkarya mandiri. Kekuarang bukanlah halangan untuk produktif selama ada kemauan dan tak mudah menyerah. Masih banyak saudara-saudara kita yang hidup dalam kondisi yang demikian, kepedulian bukanlah rasa iba dengan menghargai hasil karya mereka dan memberi kesempatan bagi mereka untuk produktif adalah langkah yang sangat bijaksana. [bas]

Tags: