Penyandang Disabilitas Kabupaten Malang Diberikan Pelatihan Membatik

Para penyandang disabilitas saat mengikuti pelatihan membatik yang digelar Disnaker Kab Malang bersama LPK Kepanjen

Kab Malang, Bhirawa
Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Kabupaten Malang bersama Lembaga Pelatihan Kerja (LPK) Ganesa Kepanjen, kabupaten setempat, telah memberikan pelatihan membatik terhadap puluhan orang penyandang disabilitas. Sedangkan dari puluhan disabilitas yang mengikuti pelatihan membatik tersebut, rata-rata mereka tuna rungu.
Kepala Bidang (Kabid) Pelatihan dan Produktivitas Disnaker Kabupaten Malang M Yekti Pracoyo, Selasa (21/5), kepada wartawan mengatakan, peserta pelatihan membatik yang diikuti para disabilitas tersebut, jumlahnya 17 orang. Sedangkan tujuan memberikan pelatihan itu, yakni untuk memberikan keterampilan bagi para peserta, khususnya para disabilitas. Selain itu juga untuk memberikan kemampuan pada mereka agar mau bewirausaha.
“Peserta pelatihan juga mendapatkan materi mengenai kewirausahaan dari Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo). Serta diberikan materi mengenai pembiayaan keuangan bagi wirausahawan dari Bank Jatim,” tuturnya.
Dalam pelatihan membatik itu, kata Yekti, pihaknya bekerjasama dengan LPK Ganesa Kepanjen. Sehingga pihaknya tidak hanya berhenti memberikan pelatihan membatik saja. Namun pihaknya berharap ada sustainable atau berkelanjutan, agar para disabilitas bisa benar-benar mampu untuk berwirausaha, dan diharapkan bisa untuk menciptakan peluang kerja baru.
Menurut dia, Disnaker Kabupaten Malang dalam waktu dekat ini juga akan melakukan kerjasama dengan dua perusahaan batik, yakni perusahaan batik dari Kabupaten Probolinggo dan Kepanjen, Kabupaten Malang. Sedangkan sistem kerjasamanya, para perusahaan memberikan alat dan bahan bagi para disabilitas. Dan kemudian mereka bisa mengerjakan sendiri di rumah. “Jika sudah selesai membatik akan diambil oleh perusahaan tersebut. Sehingga para disabilitas nantinya akan mendapatkan penghasilan dari hasil produksi batiknya,” tegas Yekti.
Dijelaskan, pihaknya memilih batik untuk pelatihan para disabilitas, karena kerajinan ini adalah warisan budaya Jawa, yang juga bagian dari budaya Indonesia. Selain itu juga untuk melestarikan kebudayaan lokal Indonesia yang sudah dikenal di seluruh dunia. Sehingga dengan melestarikan batik, maka diharapkan juga dapat berdampak pada peningkatan pariwiata di Kabupaten Malang.
Sementara itu, Pimpinan LPK Ganesa Kepanjen Hamidah menambahkan, para disabilitas yang kita berikan pelatihan membatik, selain agar mereka memiliki kentrampilan, biar mereka semakin bisa membaur dan berkerja sama dengan baik dengan orang-orang di sekitarnya. “Meski mereka masih dalam taraf pelatihan membatik, tapi mereka sudah memiliki ide-ide desain gambar yang akan dia gunakan untuk digambar pada kain putih, sebelum dicanting dan diwarnai,” paparnya.
Contohnya, lanjut dia, mereka juga ada yang mengusung tema wayang dan flora, sehingga gambar-gambar yang mereka akan gunakan sangat bagus. Dan mereka juga sangat telaten dan hati-hati dalam mewarnai lembaran pada kain putih. Sehingga jika sudah selesai mencating dan mewarnai, maka batik yang mereka produksi berwarna bagus, seperti batik-batik yang berkelas.
“Dengan kesungguhan mereka dalam mengikuti pelatihan membatik, tentunya pihaknya bersama Disnaker Kabupaten Malang terus melakukan terobosan baru, agar para disabilitas bisa terus berkarya dalam memproduksi batik sebagai warisan budaya bangsa Indonesia ini,”pungkas Hamidah. [cyn]

Tags: