Penyatuan Dua Yayasan UKWM, jadi Kado di Usia Emas

Ketua Umum Dewan Pengurus Yayasan Widya Mandala Surabaya, Prof. Henky Supit tandatangani deklarasi penyatuan kembali Yayasan Widya Mandala Madiun dengan Yayasan Widya Mandala Surabaya pada puncak perayaan usia emas.

Surabaya, Bhirawa
Memasuki usia emas, yaitu 60 tahun Universitas Khatolik Widya Mandala Surabaya (UKWMS) berupaya menyatukan dua yayasan dan kampus yang dimiliki. Dijelaskan Ketua Umum Dewan Pengurus Yayasan Widya Mandala Surabaya, Prof. Drs. Ec. Henky Supit, Ak., CA jika langkah penyatuan tersebut merupakan bentuk kesiapan dalam memajukan lembaga pendidikannya untuk menghadapi revolusi industry 4.0 pada dunia pendidikan.
“Dulu kampus UKWM Surabaya dan UKWM Madiun merupakan satu kesatuan lembaga pendidikan. namun karena ada peraturan dari pemerintah harus dipisahkan, maka terpaksa dipisahkan” Tutur Prof Henky.
Lebih lanjut, Ia memaparkan bahwa seiring dengan berjalannya waktu, muncul sebuah peraturan baru dalam konteks konvergensi kemampuan Perguruan Tinggi Swasta (PTS) yang akan melakukan penggabungan sebagiaman diatur dalam Permenristekdikti No. 100 tahun 2016 tentang pendirian, perubahan, pembubaran PTN dan pendirian, perubahan, pencabutan izin PTS. Sehingga tepat di usia emas ini (60 tahun UKWM, red) seluruh jajaran civitas akademika dari UKWM Surabaya maupun UKWM Madiun mendeklarasikan diri dalam penyatuan kembali Yayasan Widya Mandala Madiun dan Universitas Katolik Widya Mandala Madiun dengan Yayasan Widya Mandala Surabaya dan Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya.
“Dengan kembalinya lagi UKWM Mandiun kepada yayasan Widya Mandala kami berharap segenap sivitas Widya Mandala dapat semakin teguh berkarya dalam dunia pendidikan demi bangsa dan negara” Harap Umum Dewan Pengurus Yayasan Widya Mandala Surabaya ini.
Diungkapkan Prof Henky jika penyatuan atau penggabungan dua yayasan pendidikan tersebut terjadi tepat pada perayaan 60 tahun pengabdian UKWM dalam dunia pendidikan.
“Selain menggabungkan kembali UKWM Madiun, memasuki usia 60 tahun ini, kami merasa perlu untuk menerbitkan buku sejarah perkembangan Yayasan Widya Mandala Surabaya edisi ke dua” Jelas Prof Henky.
Buku tersebut, lanjut dia, merupakan revisi dan kelanjutan dari penerbitan buku pertama yang terbit sekitar 10 tahun yang lalu. Buku yang terdiri dari 294 halaman, dijelaskan nya, merupakan kumpulan dokumentasi perjalanan Yayasan Widya Mandala Surabaya. “Selain itu, buku tersebut juga merupakan apresiasi atas kerja keras banyak pihak, baik Yayasan Widya Mandala dan khususnya UKWM Surabaya, Akademi Sekretari Widya Mandala serta Masyarakat Luas” Tambah dia.
Sementara itu, dalam rangkaian perayaan tahun emas, yayasan Widya Mandala juga menyelenggarakan bakti sosial gratis, yaitu pemeriksaan dini dengan melibatkan dosen, karyawan, pensiunan dan sejumlah rekanan tersebut diikuti oleh sekitar 200 orang peserta.
“Setiap tahun kami melakukan baksos. Namun, untuk pemeriksaan kesehatan lengkap ini baru pertama kalinya. Mengingat penting untuk mengetahui kesehatan sejak dini terkait liver, ginjal, serta organ tubuh lainnya. Sebelum parah atau terdeteksi ada penyakit, kita sudah tahu bagaimana melakukan pencegahannya” Ujar ketua panitia rangkaian HUT yayasan UKWM Caecilia S.B. Wahyuni , S.Pd., M.Si selaku ketua panitia. [ina]

Tags: