Penyeberangan Ujung Kamal Terancam Gulung Tikar

Salah-satu-kapal-penumpang-ujung-kapal-yang-terancam-gulung-tikar. [m ali/bhirawa]

Salah-satu-kapal-penumpang-ujung-kapal-yang-terancam-gulung-tikar. [m ali/bhirawa]

Surabaya, Bhirawa.
Penyeberangan Ujung, Surabaya – Kamal, Madura yang dioperasikan PT ASDP Indonesia Ferry Cabang Surabaya terancam gulung tikar karena sudah mencapai titik ‘ nadir ‘. Hal itu terlihat dari kondisi dan situasi  kantor cabang operasi Surabaya yang terlihat kosong melompong ditinggalkan seluruh karyawannya, hanya ssatu ruangan operator radio saja yang masih berfungsi.
“Maaf mas, kantor sudah pindah ke Kamal, Madura sedang kami disini mengoperasikan radio sifatnya sementara. Nantinya juga akan pindah ke ruangan bawah bekas tiketing,” ucap salah seorang  petugas Ship Traffic Control yang bertugas di ruangan itu, Selasa(10/5) kemarin.
Menurut pengakuan karyawan perempuan yang enggan disebutkan isentitasnya itu, seluruh aktifitas perkantoran sudah dipindahkan ke dermaga Kamal, Madura sejak 1 Mei lalu. “Pak GM dan seluruh staff sudah pindah ke Kamal” imbuhnya.
Sementara, General Manajer PT ASDP Indonesia Ferry Cabang Surabaya, Elvi Yosa belum bisa dikonfirmasi karena berada di kantor barunya di Kamal. Hanya saja, Manager Operasi PT Dharma Lautan Utama Ujung – Kamal, Listyanto Dwi Tetuko yang kesehariannya juga berkantor di salah satu ruangan bagian dari gedung ASDP sebelumnya, mengatakan bahwa pihaknya sudah duluan meninggalkan bangunan yang berada dalam hak pengelolahan PT Pelindo III itu.
“Per 1 April Lalu kami mendahului pindahkan kantor operasional bergabung dengan kantor cabang Surabaya di jalan perak timur sedangkan ASDP per 1 Mei baru tinggalkan kantornya pindah ke Madura,” aku Listiyono.
Menurut Listyono dari berita yang disapatkan kalau ASDP sudah tidak lagi mampu membayar sewa lahan kepada pihak Pelindo III yang besarannya mencapai Milliaran per tahun.
“Mungkin ASDP tidak lagi sanggup bayar sewa. Dengar-dengar besarnya 2.1 milliar, oleh karena itu dikembalikan kepada pelindo,” katanya.
Untuk itu, lanjut Listyono, bagian dermaga dan gudang di sisi utara dermaga yang digunakan untuk bengkel perawatan masih tetap dipertahankan. Kalau pihaknya, menurut Listyono untuk memudahkan operasional, ruangan dekat bengkel ASDP yang luasnya hanya 3×3 meter dipergunakan untuk standby dua orang anggotannya.
Ruangan kecil dekat bengkel ASDP yang masih dalam masa sewa tetap kami gunakan untuk pos operasi, dimana dulunya itu hanyalah gudang.
Ditemui secara terpisahv Manager Aneka Usaha dan Properti PT Pelindo III Cabang Tanjung Perak Affandi menyatakan bahwa sejak tahun 2014 pihaknya sudah tidak ada kontrak dengan PT ASDP di lahan tersebut.
“Maksudnya sudah tidak diperpanjang kontraknya mengingat pelindo akan melakukan penataan di kawasan, disamping itu ASDP melakukan penyempitan lahan yang digunakan mengingat kondisi saat ini sudah tidak memungkinkan,” terang Affandi.
Jadi kontrak sudah tidak ada perpanjangan sejak tahun 2014, berarti ASDP tidak bisa menempati lahan tersebut secara gratis .karenanya bangunan yang beddiri idi tanah Pelindo lll tetap akan ada perhitungan di pusat meskipun sesama plat merah, perhitungan lewat kementetian ,termasuk tunggakan sewa tmenyewa etap tercatat dalam hitungan piutang.
Seperti diketahui, tumbangnya kejayaan penyeberangan Ujung Surabaya – Kamal Madura yang sempat menjadi ikon Tanjung Perak berawal lahirnya jembatan Suramadu yang tarif penyeberangan tidak bisa diikuti oleh operasional kapal-kapal ferry. Ditambah dengan menurunan harga tiket 50 % Suramadu, aekaligus ada rencana menggratiskan. Selain itu kendaraan roda dua yang banyak mewarnai penyeberangan kapal ferry setelah di geratiskan spontan berduyun-duyun melintas lewat Suramadu. hal itu yang membuat Ujung Kamal semakin terpuruk.
Hanya tinggal dua armada kapal Ferry saja yang masih setia menyeberangkan pelanggan setiannya. [ma]

Tags: