Penyediaan Buku Kurikulum SMA/SMK Andalkan Dana BOS

Dindik Jatim, Bhirawa
Penyediaan buku untuk kurikulum baru tampaknya masih menyisakan banyak persoalan. Hingga saat ini, baik petunjuk teknis maupun penerbit belum ada kepastian. Selain itu untuk jenjang SMA/SMK, anggaran pengadaan buku dikabarkan hanya mengandalkan dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS).
Kabid Pendidikan Menengah Pertama dan Pendidikan Menengah Atas (PMP-PMA) Bambang Sudarto menjelaskan, hingga saat ini pemerintah pusat , Kemendikbud, belum memberikan kejelasan mengenai buku kurikulum baru.
“Termasuk di dalamnya jumlah buku yang akan dipakai dan harga eceran tertinggi (HET) buku sampai saat ini belum ada kepastian dari Kemendikbud,” terang Bambang, Rabu(2/4).
Padahal, tiga bulan mendatang tepatnya bulan Juli sebagai awal tahun ajaran baru, pelaksanaan kurikulum baru sudah harus dilaksanakan secara serentak.
Sementara mengenai dana yang bisa digunakan untuk pelaksanaan kurikulum baru juga belum ada titik terang. Meski untuk jenjang jenjang SMP dan SD sudah dipastikan akan didanai dengan dana dekonsentrasi, namun jenjang SMK/SMA belum ada kepastian.
Kabar terakhir menyebut, untuk jenjang SMK/SMA daerah bisa menggunakan dana BOS. Akan tetapi kabar inipun belum pasti mengingat petunjuk teknisnya belum turun sampai saat ini.
“Satu-satunya anggaran yang dapat dipakai untuk membeli buku kurikulum adalah dengan menggunakan BOS,” ungkap Bambang. Setiap tahun, kata dia, anggaran BOS SMA dicairkan sebesar Rp1 juta per siswa.
Ditanya mengenai persiapan kurikulum baru, Bambang mengaku baru bisa sebatas melakukan pendampingan dan pelatihan guru. Ini mengingat sasaran pelatihan yang dilakukan oleh pusat masih sangat minim.
“Baru 380 guru yang sudah dilatih pusat. Itu perwakilan dari masing-masing daerah sebanyak 10 guru,” kata dia.
Sementara di Jatim, guru SMA yang dilatih khusus dengan dana dari APBD telah mencapai 2.000 guru pada 2013 lalu. Berlanjut hingga tahun ini, pelatihan guru akan dilakukan untuk 2.150 orang. “Tahun ini pelatihan sudah terealisasi untuk 604 guru. Ini terbagi dalam dua gelombang,” imbuhnya.
Kabid Pendidikan Menengah Kejuruan (Dikmenjur) dan Perguruan Tinggi (Perti) Hudiyono mengakui hal serupa. Hingga saat ini juga belum ada kejelasan mengenai buku kurikulum SMK. Tetapi menurut informasi, biaya pembelian buku kurikulum SMK diperkirakan Rp15 ribu per mata pelajaran. Sedangkan jumlah mata pelajaran sebanyak 9 jenis.
“Jika dihitung kebutuhan untuk pembelian buku, jumlahnya hanya Rp135 ribu. Atau sekitar 15 persen dari dana BOS yang dicairkan pemerintah,” kata dia.
Terpisah, Kepala Kanwil Kemenag Jatim Mahfud Sodar mengatakan, persiapan kurikulum baru terus berlangsung di madrasah. Tahun lalu, sebanyak 10.800 guru madrasah di Jatim telah dilatih. Sedangkan pada tahun ini, jumlah guru yang dilatih juga mencapai angka yang sama.
“Tahun lalu, yang dilatih itu guru mata pelajaran sains, bahasa dan lainnya. Sedangkan tahun ini yang dilatih khusus guru agama,” ungkapnya. [tam]

Tags: