Penyelenggara UNPK Bersiap Cari Tumpangan

Foto: ilustrasi

Pelaksanaan Ujian Kesetaraan Wajib Berbasis Komputer
Surabaya, Bhirawa
Pelaksanaan Ujian Nasional Pendidikan Kesetaraan (UNPK) gelombang dua bakal segera dimulai. Para penyelenggara mulai bersiap mencari tumpangan lantaran ujian gelombang dua wajib dilaksanakan berbasis komputer.
Ketua Forum Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat Jatim Achmad Suko menuturkan, menggelar UNPK berbasis komputer menjadi tantangan berat penyelenggara. Sebab, lembaga pendidikan non formal itu umumnya tidak memiliki sarana berupa lab komputer.
“Kalau peserta dan penyelenggara sebenarnya siap-siap saja,” kata dia kemarin, Kamis (5/10).
Untuk solusinya, lanjut dia, PKBM bisa menumpang ke sekolah. Namun untuk menumpang itu diperlukan kordinasi dari pemerintah kabupaten/kota. Seperti halnya pada gelombang pertama lalu, dari 38 kabupaten/kota se Jatim hanya tiga di antaranya yang bisa menggelar ujian kesetaraan berbasis komputer.
“Seperti di Kota Kediri tempat PKBM saya ini sampai sekarang juga belum ada kordinasi untuk penggabungan,” kata dia. Padahal, ujian kesetaraan gelombang kedua bakal digelar pada 13 – 15 Oktober mendatang.
Sementara itu, Ketua Forum PKBM Surabaya Imam Rochani mengatakan, ujian gelombang dua sebenarnya tinggal melanjutkan saja dari ujian gelombang pertama. Para peserta yang belum hadir pada ujian gelombang pertama bisa mengikuti ujian gelombang kedua. Terutama peserta yang sakit, kecelakaan, tidak hadir, dan sebagainya.
Di Surabaya ada 577 siswa yang akan mengikuti ujian gelombang kedua. Mereka terdiri atas peserta paket C sebanyak 420 peserta. Dan paket B sebanyak 157 peserta. Lokasi ujian akan terbagi di empat titik. Yakni, SMPN 12, SMPN 19, SMPN 21, dan SMPN 25. Sebelumnya, ada sekitar 2000 peserta yang sudah hadir pada gelombang pertama.
Para peserta mengikuti ujian dengan berbasis komputer. Imam berharap, ujian bisa berlangsung dengan lancar dan tidak ada kendala. Para peserta juga tidak mengalami kesulitan. Sebab, baik PKBM, pemerintah, maupun masyarakat sudah bersinergi demi pelaksanaan ujian yang baik. “Kita juga pendampingan. Peserta yang sepuh-sepuh juga belajar ulang,” katanya. Peserta yang belum bisa ikut dalam ujian gelombang kedua, akan disusulkan ulang di tahun depan.
Sementara itu, Pendiri PKBM Interaktif Tutik Hidajati mengatakan, persiapan kepada para peserta terus dilakukan. Di antaranya, melalui pelatihan dan briefing. Juga simulasi ujian nasional berbasis komputer. “Kita ada paket B dan C yang ikut,” katanya.
Tutik mengatakan, sebagian besar PKBM sudah mengantongi akreditasi. PKBM sudah bisa mengadakan ujian mandiri. Namun, lantaran fasilitas yang bisa jadi kurang memadai, di antaranya fasilitas komputer, maka peserta digabung di sekolah. Untuk peserta PKBM Interaktif akan melaksanakan ujian di SMPN 21.
“Kita persiapkan dengan latihan, supaya saat pelaksanaan tidak gugup,” terangnya. Pada ujian hari pertama dan kedua masing-masing akan ada dua mapel yang diujikan. Sedangkan hari ketiga, ada tiga mapel yang akan diujikan. [tam]

Tags: