Penyelesaian Underpass Mayjend Sungkono Surabaya ”Molor”

DPRD Surabaya, Bhirawa
Target penyelesian underpass Mayjend Sungkono Surabaya di pastikan akan kembali molor dari target penyelesaian yang di targetkan selesai akhir bulan maret ini.
Pasalnya masih ada beberapa kendala yang memicu molornya terget penyelesaiannya. Namun saat ini Pemkot mulai menyiapkan strategi percepatan kualitas pengerjaan agar tidak mundur lama dari target penyelesaian guna bisa segera di operasionalkan.
Sekretaris kota Surabaya, Hendro Gunawan usai menghadiri rapat Paripurna di DPRD kota Surabaya mengatakan bahwa memang saat ini Pemerintah kota telah menyiapkan tim untuk strategi percepatan pengerjaan proyek senilai Rp70 miliar agar bisa selesai.
”Dalam waktu dekat bisa segera di fungsikan untuk mengurai kemacetan di kawasan jalan Mayjend Sungkono menuju HR Muhammad,” jelasnya.
Seperti diketahui proyek overpass telah rampung 100 persen dan telah di fungsikan sejak akhir tahun 2018 lalu. Sementara untuk proyek underpass saat ini masih dalam tahap pengecoran dinding dan pembersihan.
”Masih belum bisa di pastikan kapan underpass sepanjang 466 meter ini bisa di operasionalkan lantaran masih ada beberapa faktor yang memicu pengerjaan harus kembali molor,” kata Sekkota.
Sebelumnya penyelesaian proyek underpass yang menghubungkan Jalan Mayjend Sungkono ke HR Muhammad diprediksi bakal molor lagi. Setelah sempat dideadline bakal rampung akhir Februari 2019, proyek tersebut dipastikan tak selesai sesuai jadwal.
Ini lantaran pengerjaan jalan di bawah overpass masih belum selesai. Pengaspalan belum dilakukan dan masih pengerjaan konstruksi pengurukan dan pembuatan saluran.
Sisi underpass di Mayjend Sungkono masih dikerjakan alat berat dengan pengurukan dan pemadatan menggunakan alat berat. Pengerjaan di lapangan masih terus dilakukan.
Bahkan Kepala Bappeko Surabaya Eri Cahyadi membenarkan, pihak pelaksana proyek meminta untuk menambahan waktu penyelesaian proyek.
”Memang awal kita menarget akhir Februari ini selesai. Ternyata kan memang turun hujan, dan harus berhenti. Ada beberapa alasan yang membuat saat hujan tak ada pengerjaan, seperti jaringan PDAM dan juga ada sutet juga sehingga harus berhenti,” kata Eri waktu itu.
Atas dasar itu, pihak pelaksana meminta untuk ada penambahan waktu selama sebulan. Pemkot pun sudah meninjau langsung ke lapangan dan memang tidak bisa dilakukan pengerjaan saat ada air hujan lantaran akan memenuhi pekerjaan yang ada di bawah tanah untuk underpass.
Serta pembuatan saluran yang dibuang ke tengah serta rigid jalan. Dan untuk sisi Jalan HR Muhammad dibutuhkan pengerukan ulang untuk saluran. Sebab selama hujan selalu penuh oleh air dan harus dikerjakan selama tidak ada hujan turun. [dre]

Tags: