Penyesuaian RKAS Jelang Merger 100 Sekolah Dasar

Foto: ilustrasi

Dindik Surabaya Siapkan 23 Kepsek Baru
Dindik Surabaya, Bhirawa
Persiapan jelang merger 100 Sekolah Dasar Negeri (SDN) di Surabaya terus dimatangkan Dinas Pendidikan (Dindik) Surabaya. Selain penataan guru, penyesuaian Rencana Kegiatan Anggaran Sekolah (RKAS) juga menjadi bagian penting di dalamnya.
Kabid SD Dindik Surabaya Agnes Warsiati mengatakan, pihaknya telah melakukan sosialisasi kepada pegawai bidang tata usaha (TU) dan bendahara SDN yang akan demerger, Senin (31/7) kemarin. Dalam kesempatan itu, terdapat 100 sekolah yang dilibatkan. Masing-masing merupakan sekolah penggabung dan sekolah induk.
“Sekolah hasil merger akan memiliki dua bendahara. Satu akan menangani BOS (Bantuan Operasional Sekolah) satu lagi menangani Bopda (Bantuan operasional pendidikan daerah),” jelas dia.
Dengan penataan semacam itu, Agnes yakin alur keuangan yang masuk ke sekolah akan lebih mudah prosesnya. Sebab, tidak ditangani satu bendahara maka tenaga yang bertugas juga bertambah. “Memang ada penyesuaian. Tapi RKAS (rencana kegiatan anggaran sekolah) tetap satu. Ini nanti ditandatangani kepala sekolah baru,” terangnya.
Terkait perubahan di data pokok pendidikan (Dapodik) pusat, Agnes mengaku akan mengajukan permohonan. Bagi sekolah yang dimerger mendapat kesempatan untuk memperbaharui. Tidak serta merta ditutup pusat.
Dalam sosialisasi itu, salah seorang TU SDN di wilayah Surabaya Barat mengakui adanya proses yang harus dilalui untuk penyesuaian RKAS. Karena itu, untuk sementara sekolah tidak diperkenankan melakukan belanja anggaran sampai adanya RKAS yang baru. Penyesuaian lanjut dia, tidak termasuk gaji guru. “Perubahan mekanisme gaji guru nanti baru dilakukan pada triwulan IV,” tutur dia.
Sementara itu, Kepala Dindik Surabaya Ikhsan menuturkan, merger dipastikan akan dilakukan pada bulan ini. Karena itu, persiapan terus dimatangkan mulai dari penataan guru, kepala sekolah (Kepsek) hingga anggaran. “Ketika digabung (merger) otomatis ada kelebihan maupun kekurangan guru. Begitu juga kepala sekolah. Karena ada yang sudah pensiun dan Plt,” kata dia.
Karena itu, dalam merger kali ini Dindik telah menyiapkan sekitar 23 kepsek baru untuk mengisi kepsek yang Plt dan pensiun tersebut. Selain itu, merger juga akan menjadi langkah awal bagi dinas melakukan revitalisasi sarana dan prasaran SD. “Seperti harapan Bu Wali, bahwa SD perlu dibuatkan gedung baru yang konsepnya vertikal. Sehingga ada ruang lebih luas bagi anak-anak untuk bermain. Selain itu, gedung vertikal akan lebih baik untuk melatih fisik anak,” terang Ikhsan.
Anggota Dewan Pendidikan Surabaya (DPS) Yuli Purnomo menilai, merger sekolah harusnya tidak dilakukan saat sistem pelajaran telah dimulai. “Saya mengapresiasi langkah merger sebagai efisiensi. Tapi, bukan dilaksanakan di tengah pembelajaran begini,” terangnya.
Pelaksanaan merger di tengah pembelajaran akan merugikan banyak pihak, terutama kepala sekolah. Sebagai pemegang manajerial sekolah, kepala sekolah harus menyusun dan memastikan setiap rencana kegiatan selesai tepat waktu. Nah, karena diganti di tengah jalan, bisa jadi rencana kegiatan menjadi tidak tepat sasaran. [tam]

Tags: