Penyuluh Agama Didorong Kampanyekan Anti Radikalisme

Syamsul Bahri Kepala Kementrian Agama Jawa Timur saat menyampaikan pembekalan kepada para penyuluh di Hotel Ijem Suite Malang Rabu 9/5 kemarin.

Kota Malang, Bhirawa
Kepala Kantor Kemntrian Agama Provinsi Jawa Timur Syamsul Bahri, meminta kepada para penyuluh agama di seluruh Jawa Timur untuk ikut menyampaikan pesan pesan kedamaian dalam menjalankan tugasnya. Ini sangat penting untuk mencegah terjadinya radikalisme di masyarakat.
Pernyataan tersebut disampaikan pada saat pembekalan bertajuk “Ayat-ayat Damai, Penguatan Kapasitas Penyuluh Agama dalam Menghadapi Radikalisme” di hotel Ijen Suite Malang Rabu 9/5 kemarin.
Menurut Syamsul, pembekalan bagi penyuluh ini merupakan bagian penting untuk mencipkan kedamaian dalam berbangsa dan bernegara. Karena itu pesan pesan moral yang disampaikan para penyuluh harus berdasarkan ayat-ayat yang damai bukan ayat yang provokatif.
“Menyampaikan ayat-ayat Al Quran menjadi kewajiban bagi seluruh umat Islam temasuk para penyuluh agama. Tetapi seyoganya tidak menyampaikan dengan cata provokatif, ini bisa berakibat terjadinya disharmonis masyarakat, dan tindakam radikalisme,”tukasnya.
Salah satu persoalan penting yang patut diperhatikan bagi penyuluh adalah tidak dengan mudah menyalahkan agama atau keyakinan orang lain. Kalau mudah menyalahkan orang lain, tukasnya yang terjadi bukan kedamaian tetapi pertengkaran dan permusuhan.
“Beragama yang benar itu, bukan menghujat atau menyalahkan orang lain. Rosul tidak pernah mencontohkan perbuatan yang menyakiti orang lain. Berdakwah itu tidak harus menyakiti, apalagi menghujat. Inilah pentingnya para penyuluh untuk mendapat prmahamam anti radikalisme,” imbuhnya.
Sementara itu, Kasi Penyuluh Agama pada Kementerian Agama RI Amirullah mengatakan, terdapat 81.000 penyuluh agama untuk semua agama di Indonesia. Jumlah penyuluh sebanyak itu tersebar di setiap kecamatan. Masing-masing kecamatan memiliki delapan orang penyuluh agama.
Amirullah berharap, para penyuluh tidak hanya mengajarkan tentang keagamaan, tapi juga tentang keutuhan berbangsa. Nantinya, penyuluh juga diharapkan bisa membuat peta masyarakat yang rawan terjadi konflik.
Pihaknya menyampaikan penyuluh agama kedepan bukan saja bicara pada persoalan-persoalan agama, tetapi juga persoalan-persoalan negara. Mereka juga diharapkan mampu, membuat peta keagamaan. termasuk wilayah-wilayah yang rawan konflik. Mana wilayah-wilayah yang sedang, yang aman damai.
“Jadi wilayah-wilayah yang rawan konflik itu bisa diminimalisir dan dideteksi secara cepat. Kementerian Agama yang punya penyuluh sampai ke bawah. Tinggal bagaimana ini dimanfaatkan maksimal oleh negara untuk meminimalisir segala persoalan-persoalan bangsa,”tuturnya.
Ditempat yang sama Kasi Partisipasi Masyarakat pada Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Setyo Pranowo, menambahkan pihaknya sudah menjalin kerjasama dengan Kementerian Agama untuk pencegahan paham radikalisme.
“Penyuluh kita kuatkan lagi, supaya dia lebih tahu dan memahami apa itu radikalisme dan terorisme. Bisa mendeteksi dini, kita kuatkan agar memiliki kemampuan lebih dalam berdakwah,”kata Setyo.
BNPT lanjutnya, tidak hanya melakukan kerjasama.dengan penyiluh, tetapi juga sudah menggandeng para pemuda untuk andil dalam pencegahan paham radikal.
Ia menambahkan paham radikal sudah menyasar ke setiap lini usia. Rata-rata mereka terjangkit ajaran radikalisme melalui internet.
Salah satu penyuluh Kementrian Agama Sidoarjo, Muhammad Solehudin, mengatakan, penyebaran paham radikal di lembaga pendidikan biasanya melalui alumni di sekolah tersebut. Dengan demikian, pengajar pelajaran agama di sekolah juga harus dibekali dengan pemahaman bahaya radikalisme dan terorisme.
“Untuk membentengi radikalisme seharusnya perlu mengikuti pembekalan seperti ini. Supaya trainer agama di unit kerohanian Islam itu adalah betul – betul trainer yang mindset berfikirnya Islam yang moderat,” katanya. [mut]

Tags: