Perajin Batik Minta Perlindungan Pemerintah Kabupaten Sidoarjo

Para perajin batik saat menghadap Kepala Disperindag Sidoarjo, kemarin. [achmad suprayogi/bhirawa]

Sidoarjo, Bhirawa
Para perajin batik tergabung dalam (PBS) Paguyuban Batik Sidoarjo berharap dan meminta dukungan serta perlindungan kepada Pemkab Sidoarjo, agar para Aparatur Sipil Negara (ASN) diupayakan menggunakan kain batik produksi asli warga Sidoarjo. Sehingga pemerintah bisa membantu menggairahkan pemasaran kain batik.
Perajin batik yang meminta dukungan ke Pemkab Sidoarjo melalui Disperindag Sidoarjo, Kamsi (4/4) kemarin. Diantaranya Batik Nurul Huda, Eni Mursidi, Batik Murni Artis, Glewo Batik Daun, Deni Batik Denmas, Renaldi Batik Namiro, Jumaro Batik Amalis. Produsen Batik asli Sidoarjo ini mengeluh banyak batik dari luar daerah bisa masuk ke Sidoarjo, sementara batik asli Sidoarjo tidak bisa masuk ke daerah lain.
“Jadi kami ini meminta perlindungan dari Pemkab Sidoarjo. Sebab banyak batik masuk ke Sidoarjo, sementara produksi batik kami ini saja tidak bisa masuk ke daerah yang lain. Makanya kami kesini meminta bantuan pemerintah untuk melindungi para perajin batik asli Sidoarjo. Dengan harapan pemerintah juga bisa menghimbau para ASN untuk memakai batik Sidoarjo,” tegas Eni Mursidi yang memproduksi Batik Murni Artis di kawasan Jetis, Sidoarjo.
Sementara itu, Ketua Paguyuban Batik Sidoarjo, Ir R Nurul Huda MAgr mengatakan, mestinya pemerintah itu membantu para perajin batik Sidoarjo. Minimal dengan menganjurkan para ASN nya agar memakai batik karya asli perajin Sidoarjo. Kalau ASN dalam seminggu memakai batik dua kali, mungkin ada kebijakan dari Pemkab Sidoarjo untuk memakai pakaian batik buatan dari Sidoarjo sendiri. ”Memang setiap orang mempunyai selera sendiri – sendiri. Tapi kualitas batik Sidoarjo juga tidak kalah dengan batik – batik dari daerah lain,” katanya.
Nurul Huda juga mengaku sudah dipercaya oleh Bupati Sidoarjo, ketika masih dijabat Win Hendrarso untuk memberikan semangat, serta memulihkan para perajin bisa bangkit kembali. ”Dari mulai 18 orang perajin di tahun 2009, terus saya semangati dengan sabar dan telaten hingga saat ini sudah meningkat hingga sekitar 50 orang,” ujarnya.
Nurul Huda berkeyakinan, kalau kondisi batik di Sidoarjo ini sudah membaik. Terbukti dari hasil penjualannya selama setahun bisa mencapai omset miliaran. Ini kondisi perajin seperti saya, belum termasuk teman-teman anggota paguyuban yang lain. ”Tentu saja mereka juga lebih bagus omsetnya, karena batik mereka juga bagus-bagus,” pungkasnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Perindag Sidoarjo, Drs Ec Tjarda MM, juga mengaku sangat mendukung sekali apabila teman – teman ASN ini mau memakai batik asli Sidoarjo. Karena selain mempromosikan Batik Sidoarjo juga sekalian membantu para perajin, untuk terus bergairah memproduksi Batik Sidoarjo yang sudah digemari oleh warga dari luar Sidoarjo, bahkan sampai luar negeri. ”Dengan digemarinya Batik Asli Sidoarjo oleh warga di luar Kab Sudoarjo, bahkan hingga turis dari manca Negara. Ini terbukti, kualitas batik Sidoarjo juga sangat bagus, sehingga tidak kalah dengan batik dari daerah lain,” jelasnya. [ach]