Perajin Kulit Sulawesi Tenggara Belajar ke Intako

Yayuk Puji Rahayu. [ali kusyanto/bhirawa]

Yayuk Puji Rahayu. [ali kusyanto/bhirawa]

Sidoarjo, Bhirawa
Di Provinsi Sulawesi Tenggara, produk kerajinan kulit yang dihasilkan Perajin Kulit Intako, Kec Tanggulangin sangat terkenal. Sehingga para peserta Diklatpim III asal provinsi luar Jawa itu, menjadikan sentra kerajinan kulit di Kab Sidoarjo itu, sebagai salah locus kegiatan para pejabat eselon III itu.
Menurut Kepala Bidang Perindustrian Dinas Koperasi Perindag ESDM Kab Sidoarjo, Yayuk Puji Rahayu SH, para pengrajin kulit di Provinsi Sulawesi Tenggara itu, ingin bisa mengembangkan produk kerajinan kulit yang juga ada disana , bisa berkembang seperti di sentra kerajinan kulit di Tanggulangin.
Para peserta Diklatpim III Provinsi Sulawesi Tenggara itu, kata Yayuk, menuturkan kalau UKM kerajinan kulit disana kurang bisa memanfaatkan sisa-sisa bahan kulit sapi, setelah mereka membuat produk kerajinan kulit.
”Karena tidak bisa memanfaatkan lagi untuk dijadikan produk apa, akhirnya sisa-sisa bahan kulit disana dibuang begitu saja,” kata Yayuk, yang dihubungi Jum at (1/9) akhir pekan kemarin.
Mereka ke Kab Sidoarjo, ke sentra produksi kerajinan kulit khususnya di Kec Tanggulangin itu, untuk bisa belajar cara-cara  memanfaatkan sisa bahan kulit mereka, untuk bisa dijadikan produk kerajinan kulit yang lain lagi.
Disampaikan Yayuk, selama ini untuk meningkatkan kualitas desain, dan inovasi produk kerajinan kulit di Kec Tanggulangin itu, Pemkab Sidoarjo selalu memfasilitasi sesuai dengan kebutuhan UKM kerajinan kulit. Misalnya berupa pelatihan ketrampilan dari aspek mutu, desaian dan inovasi, serta membantu peralatan permesinan yang dibutuhkan.
”Produk kerajinan kulit dari Tanggulangin ini sudah menjadi icon Kab Sidoarjo baik di dalam negeri maupun di luar negeri, maka tentu saja keberadaannya harus kita perhatikan,” kata Yayuk.
Ia sempat mengakui karena terjadinya kasus Lumpur Lapindo, telah berimbas pada tingkat kunjungan pembeli yang datang langsung ke lokasi sentra-sentra produk kerajinan kulit di Kec Tanggulangin itu. Tetapi ia juga perlu menyampaikan, meski demikian tidak sampai mempengaruhi orderan-orderan produk kerajinan kulit disana.
”Kunjungan memang menurun, sebab pembeli yang akan datang dipikir sentra kerajinan kulit ini ikut terendam lumpur Lapindo, tapi kalau untuk orderan pada mereka tetap tidak berubah,” jelasnya. [kus]

Tags: