Peran Stake Holder Pertanian Dukung Kegiatan Produksi Pertanian

Bojonegoro, Bhirawa
Guna memberikan pemahaman kepada para petani pemakai air untuk pertanian selama musim kemarau, Dinas Pekerjaan Umum Sumber Daya Air (DPU SDA) Kabupaten Bojonegoro, kemarin (7/9), menggelar bimbingan tenknis (bimtek) di Balai Desa Ngampal Kecamatan Sumberejo.

Kegiatan Bimtek ditujukan kepada HIPPA (Himpunan Petani Pemakai Air), GHIPPA (Gabungan Himpunan Petani Pemakai Air), IHIPPA (Induk Himpunan Petani Pemakai Air).

Kegiatan tersebut, dihadiri Bupati Bojonegoro, Anna Mu’awanah, BBWS Bengawan Solo, pengurus dan anggota HIPPA/GHIPPA/IHIPPA daerah irigasi Pacal Kanan, forkopimca Kecamatan Sumberrejo.

Kepala Dinas Pekerjaan Umum Sumber Daya Air (DPU SDA) Bojonegoro, Tedjo Sukmono menyampaikan kegiatan ini bentuk komitmen untuk menumbuhkan keberadaan HIPPA/GHIPPA/IHIPPA untuk mendukung kegiatan produksi pertanian.

Daerah irigasi waduk Pacal sendiri dibagi 2 yaitu daerah irigasi Pacal Kiri seluas 1965 ha dan daerah irigasi Pacal Kanan 14. 659 ha. “Sehingga perlu adanya pemerataan penggunaan air yang bersumber dari aliran sungai atau tadah hujan di sekitar lahan pertanian,” kata Tedjo Sukmono.

Tedjo Sukmono menuturkan bahwa Pemkab Bojonegoro terus berupaya mengatasi masalah irigasi pertanian, salah satunya adalah pembuatan Waduk Gongseng yang pembangunannya sudah mencapai 90 persen, yang nantinya mampu menampung air sebanyak 22 juta meter kubik.

“Kita punya waduk Pacal yang mampu menampung hingga 22 juta meter kubuk, sehingga kalau ditotal kedua waduk tersebut nantinya memiliki daya tampung 44 juta meter kubik. Diharapkan nantinya dapat memenuhi kebutuhan air untuk pertanian,” katanya.

Waduk Pacal sendiri merupakan waduk yang bersifat musiman atau tadah hujan. Karena itu perlu pengaturan air yang terpola dengan baik untuk kebutuhan pertanian serta peran aktif dari HIPPA/GHIPPA/IHIPPA sehingga dapat mendistribusikan air ke anggotanya dengan baik dan benar.

Bupati Bojonegoro, Anna Muawanah mengatakan, bahwa air dalam dunia pertanian merupakan faktor yang penting selain kesuburan tanah dan teknologi pertanian. Memasuki pergantian musim kemarau, debit air menjadi terbatas.

“Sehingga perlu upaya konservasi dan pengaturan penggunaan air secara baik oleh semua pihak,” kata Bupati Anna Muawanah. Menurut Bupati, selain pembenahan infrastruktur pertanian, pemerintah juga melakukan pembinaan kepada anggota HIPPA/GHIPPA/IHIPPA, sebagai kelembagaan pengelolaan irigasi, yang dapat memberikan manfaat langsung dari pengelolaan air.

Bupati berharap dengan adanya pembinaan ini, masyarakat dapat menjadi anggota HIPPA, sementara HIPPA diharapkan juga dapat menjadi organisasi yang mandiri dan mampu secara teknis dalam pengelolaan air irigasi di wilayah kerja masing-masing.

“Diharapkan juga ada peran aktif dari HIPPA/GHIPPA/IHIPPA agar bisa memberikan laporan yang sesuai agar kebutuhan air bisa digunakan dengan maksimal sesuai dengan kebutuhan,” pungkasnya. [bas]

Tags: