Perang Kostum, Hasil Rujak Uleg Risma Diberikan pada Warga

Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini hadir dalam acara Festival Rujek Uleg di kawasan Kembang Jepun, Minggu (10/5).

Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini hadir dalam acara Festival Rujek Uleg di kawasan Kembang Jepun, Minggu (10/5).

Surabaya, Bhirawa
Ada istilah belum ke Surabaya kalau belum makan rujak cingur atau rujak uleg. Begitu melekatnya rujak uleg sebagai ikon kuliner di Kota Pahlawan, sehingga hampir setiap tahun digelar Festival Rujak Uleg. Even ini diselenggarakan untuk memeriahkan rangkaian Hari Jadi Kota Surabaya (HJKS) yang diperingati setiap 31 Mei. Dan Festival Rujak Uleg 2015, Minggu (10/5) kembali digelar di Jalan Kembang Jepun atau sering dikenal dengan Kya-Kya.
Pantauan Bhirawa, ribuan orang kemarin datang untuk mengikuti acara tahunan yang dihelat dalam rangka Hari Jadi Kota Surabaya ke-722. Sebanyak 1.500 peserta tampil dengan balutan kostum unik, berjoget mengikuti lantunan lagu sebelum festival dimulai.
Festival Rujak Uleg mulai dibuka tepat pukul 13.00 yang ditandai dengan aksi Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini menguleg bersama. Sebelumnya, wali kota perempuan pertama di Surabaya ini mengingatkan kepada seluruh warga Surabaya untuk terus bekerja keras mengingat Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) sudah semakin dekat.
” Saya mohon dengan hormat untuk persiapkan diri kita, jangan sampai jadi penonton saja di MEA nanti,” kata Risma saat membuka Festival Rujak Uleg 2015 kepada ribuan penonton yang berdesakan.
Para peserta festival ini mewakili seluruh kalangan masyarakat Surabaya. Hampir semua lapisan profesi, suku, agama, kelompok masyarakat, dan usia, semua terwakili serta larut dalam semangat Festival Rujak Uleg. ” Ini wujud kebersamaan antar Forpimda hingga perwakilan warga luar negeri. Yang terpenting jangan sampai terpecah belah  karena hasutan,” pesan mantan Kepala Bapekko ini.
Festival Rujak Uleg semakin menarik minat para pendatang dari luar negeri seperti Domingos Chicoca (23) asal Angola. ini mengaku baru pertama kali merasakan atmosfer Festival Rujak Uleg. Dia pun baru kali ini nguleg sekaligus merasakan nikmatnya rujak uleg. “Saya sangat terkesan. Sebelumnya saya tidak pernah terlibat dalam even sehebat ini. Sungguh luar biasa dan tidak terlupakan,” ujar Domingos pada Bhirawa di sela ngulegnya.
Hal senada juga diungkapkan warga asal Inggris, Bethany Allen yang sehari-hari mengajar kursus bahasa Inggris di Surabaya. ” Saya sudah pernah membuat gado-gado, tapi kalau rujak uleg ini baru pertama kali. Rasanya pun sangat khas,” paparnya.
Sebelumnya, Tri Rismaharini menghampiri setiap stan peserta rujak uleg satuper satu. Ada sekitar 300-an meja peserta, Risma menyempatkan mendatangi setiap stannya, dan tak sedikit para peserta meminta foto bersama orang nomor satu di Surabaya ini.
Selain nguleg bersama, daya tarik festival juga terletak pada kostum unik dan totalitas para peserta. Berdasarkan pantauan di lapangan, tak sedikit tim yang mengenakan busana nyeleneh. Ada yang berdandan ala tokoh pewayangan, puteri bunga, tentara, bahkan gembel.
Menariknya, hasil ulegan dari Tri Rismaharini diberikan ke pemilik warung yang ada di balik panggung utama Festival Rujak Uleg. Dengan gaya yang cekatan, Risma berjalan cepat menuju pemilik warung tersebut dan memberikan rujak uleg buatannya.
” Saya nggak tahu kalau hasil ulegnya Bu Risma dikasihkan ke saya. Sempat takut karena warung saya tiba-tiba didatangi Bu Risma, eh lah kok dikasih rujak,” ujar pemilik warung Budiarti yang mendapat sepiring rujak uleg spesial dari Risma. [geh]

Tags: