Perang Media Sosial Jelang Pilkada Kota Malang Mulai Ditabuh

Yaqud Ananda Gudban makin inten melakukan pendekatan kewarga.

(Pilkada Kurang 8 Bulan)
Kota Malang, Bhirawa
Perang media sosial mulai digelar jelang Pilkada Korta Malang. Di kalangan masyarakat Kota Malang saat ini muncul perang hastag, antara #ayonotomalang  dan #peduli wong cilik.
Tagar #ayonotomalang  dikenalkan oleh  Ketua DPC Partai Hanura Kota Malang, Ya’qud Ananda Gudban melalui postingan dari akun resmi miliknya. Ia merupakan satu-satunya tokoh yang berpotensi mengalahkan petahana  H. Moch. Anton, yang memiliki hastag #Peduli Wong Cilik.
Kalimat “Ayo Noto Malang”, memberikan perspektif baru terkait visi dan misi dalam membangun Kota Malang di masa mendatang. Hal itu semakin jelas, jika  wanita yang kini menjabat sebagai Anggota DPRD Kota Malang itu resmi diusung Partai Hanura dan PAN sebagai bakal calon wali kota di ajang pilkada tahun depan.
Jargon Ya’qud Ananda Gudban yang mulai dikenalkan ke publik. Ia mengaku filosofi utama dari slogan itu yakni, membangun Kota Malang tidak bisa dilakukan sendiri, harus mengajak masyarakat untuk berpartisipasi di dalamnya.
“Semangat kebersamaan, mengajak semua komponen inilah yang saya maksud dalam kalimat Ayo Noto Malang,”ujar  Nanda Senin (6/11) kemarin.
“Perang” jargon ini tentunya cukup konstruktif dan menjadi edukasi politik bagi masyarakat, karena warga bisa menilai sosok figur dari visi dan misi yang berada di balik nilai filosofis sebuah slogan.
Nanda menjelaskan, jika nilai-nilai kebersamaan dan gotong royong adalah inti dari slogannya. Ia menambahkan, jika konsep peduli saja saat ini tidak cukup, melainkan harus ada pemberdayaan masyarakat di dalamnya sehingga maksud pembangunan bisa dirasakan warga secara utuh.
“Wong Cilik jangan dijadikan objek terus, seolah dipedulikan tapi tidak ada unsur pemberdayaan. Setiap masyarakat termasuk wong cilik harusnya diajak ikut menata Kota Malamg sesuai porsi masing-masing dari hal terkecil di sekitar mereka. Jadi Ayo Noto Malang ini kembali pada konsep gotong royong bangsa kita,” tukasnya.
Sementara itu, DPD PAN Kota Malang beberapa waktu lalu mengumumkan secara resmi mengusung Ya’qud Ananda Gudban, sebagai bakal calon wali kota pada Pilkada 2018. Keputusan PAN bersama dengan Hanura Kota Malang dalam sebuah koalisi membentuk poros kekuatan baru penantang dominasi petahana H. Moch Anton.
Koalisi yang akrab disebut Harapan atau singkatan dari Hanura dan PAN ini terus aktif bergerak melebarkan sayap. Terkahir, mereka mendekati dua partai yakni Gerindra dan PKS untuk bergabung membentuk kekuatan.
Wanita yang baru saja meraih gelar doktor di Universitas Brawijaya (UB) ini elektabilitas dan popularitasnya kian melambung. Pengamat Politik dari Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) Dr. Wahyudi, melihat sosok Nanda Gubdan sebagai sosok yang sangat berpeluang menumbangkan petahana, meskipun diakuinya sosok Anton juga masih kuat dari segi elektabilitas dan popularitas.
“Nanda memiliki intelektualitas yang bagus, jaringannya sudah tak diragukan dari tingkat nasional hingga internasional,” ungkap Wahyudi.
Sementara di kubu petahana, kemungkinan PKB berkoalisi dengan PDI Perjuangan dengan sebutan poros “Bangjo” mulai menguat.  Salah satu dari tiga nama kader partai berlambang banteng itu yakni Abdul Hakim, Sri Untari dan Sri Rahayu digadang-gadang akan menjadi pendamping Anton dalam pilkada tahun mendatang.
Konstelasi politik yang mulai mengerucut, perang slogan membuat drama Pilkada Kota Malang semakin memanas jelang pendaftaran calon pada Januari 2018 mendatang. Slogan “Ayo Noto Malang” vs “Peduli Wong Cilik” bisa menjadi pintu pembuka bagi warga untuk melihat visi misi yang ditawarkan para kandidat bakal calon. [mut]
Teks: Yaqud Ananda Gudban, makin inten melakukan pendekatan kepada masyarakat.

Tags: