Perayaan Imlek Bawa Berkah Perajin Stik Dupa Warga Gondowangi

Perajin pembuat stik dupa warga Desa Gondowangi, Kec Wagir, Kab Malang Yudi, saat memanaskan stik dupanya dengan bantuan sinar matahari di samping rumahnya.

Kab Malang, Bhirawa
Menjelang perayaan Imlek yang akan dirayakan oleh masyarakat Tionghoa di seluruh Indonesia, pada 16 Februari 2018 (hari ini). Hal tersebut telah membawa berkah bagi para pembuat dupa atau hio wangi di wilayah Desa Gondowangi, Kecamatan Wagir, Kabupaten Malang.
Kesibukan warga Desa Gondowangi terlihat sejak sebulan yang lalu, karena warga setempat mendapat pesanan dupa yang tidak hanya warga dari Malang Raya saja, tapi juga pesanan dari luar Kabupaten Malang, bahkan pemesannya juga dari luar jawa. Sedangkan dupa yang diproduksi warga setempat merupakan home industri atau industri rumahan. Dan ketika menjelang perayaan Imlek, pesanan dupa selalu meningkat hingga mereka tidak mampu memenuhi pesanan.
Dupa produksi warga Desa Gondowangi itu sudah dikenal oleh para pengelola klenteng di seluruh Indonesia. Selain aroma dupa wanginya menyengat, dupo tersebut memiliki kekhasan tersendiri karena mengeluarkan bau wangi dari berbagai penjuru ketika dibakar setiap ada yang berdoa di dalam klenteng. Dan bahan dasarnya hio wangi itu sendiri yakni dari bambu yang mereka sebut stik, sebelum diramu dengan bahan dupa.
Seperti hio wangi yang di produksi warga desa setempat, sudah dikenal oleh para pengelola klenteng. “Jelang perayaan Imlek pada tahun ini, dirinya mampu memproduksi 960 kilogram stik dupa. Dengan asumsi per orang mampu membuat dupa sebanyak 80 kilogram stik dupa per hari, sebab dirinya telah memperkerjakan 12 orang,” ungkap salah seorang dupa Warga Desa Gondowangi, Kecamatan Wagir, Kabupaten Malang Yudi, Rabu (14/2), kepada sejumlah wartawan.
Sejak bulan Januari lalu, lanjut dia, dirinya sudah banyak menerima permintaan dupa dari pengelola klenteng. Sedangkan pengelola klenteng yang memesan dupa pada dirinya dari berbagai daerah, diantaranya Malang Raya, Tuban, Surabaya, Jakarta, dan juga dari Medan. Permintaan dupa cukup tinggi saat menjelang perayaan Imlek, tapi untuk hari-hari biasa produksi dupa yang kita buat tidak sebesar saat perayaan Imlek.
“Menjelang perayaan Imlek, warga Desa Gondowangi selalu kebanjiran pesanan dupa, bahkan ada salah satu home industri yang bisa dikatakan besar, telah memproduksi dupa dengan merk MDN, seminggu mampu memproduksi dupa seberat 24 ton,” jelas Yudi. Sementara, kata dia, warga yang kini memiliki usaha pembuat dupa, menjelang Imlek rata-rata mampu memproduksi 50-80 kilogram stik dupa per hari. Namun, pada hari-hari biasa rata-rata hanya memproduksi dupa seberat 25-30 kilogram stik dupa. Selain permintaan dupa tinggi menjelang Imlek, permintaan tinggi juga saat hari-hari tertentu. Misalnya, permintaan dupa tinggi ketika umat Hindu di Bali merayakan Galungan dan Nyepi. Dan untuk hari-hari biasa, produksi dupa dari Desa Gondowangi ini dikirim ke Bali dan Lombok.
Hal yang sama juga dikatakan Jasmaning perajin dupa warga desa yang sama, bahwa dupa hasil dari perajin Desa Gondowangi sudah ada pengepul. Karena dupa yang diproduksi sebagian warga masih mentah belum diberi pewangi. Tapi sebagian perajin juga sudah memberikan dupa pemawangi. Seperti dirinya dalam memproduksi dupa masih dalam kondisi mentah. “Dan dirinya mampu memproduksi dupa mentah per Minggu mampu memproduksi 1,5 kwintal stik dupa siap jual, pada hari-hari biasa,” jelasnya.
Namun, masih dia katakan, ketika mendekati momen perayaan Imlek seperti sekarang ini, dirinya bisa memproduksi hingga 6 kwintal stik dupa dalam se-Minggu. Sedangkan untuk hari-hari biasa hanya memproduksi dupa tidak lebih dari 30 kilogram stik dupa. Sehingga dengan perayaan Imlek pada tahun ini, maka dirinya dan warga yang kini menggeluti usaha pembuat stik dupa masuk masa penen. [cyn]

Tags: