Perayaan Imlek, Pengunjung Bromo Naik 50 Persen

Long weekend imlek wisatawan Bromo membeludak.

(Tahun 2017, PAD dari Bromo Naik Rp 100 Juta)
Probolinggo, Bhirawa
Libur long weekend Tahun Baru Imlek 2569 berdampak postif terhadap jumlah kunjungan destinasi wisata Gunung Bromo. Wisatawan yang berkunjung ke Bromo membeludak. Jumlah pengunjung Gunung Bromo meningkat 50 persen dibanding hari-hari biasa.
Jumlah wisatawan nusantara yang berlibur di Gunung Bromo hingga Senen 19/2 sekitar 3.541 jiwa. Sedangkan, untuk wisatawan mancanegara sekitar 43 jiwa. Hal ini diungkapkan Kasi Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) Wilayah Satu Sarmin, Selasa (20/2).
Dibanding hari biasa, jumlah pengunjung pada libur Imlek meningkat. Bahkan, peningkatannya mencapai sekitar 50 persen. “Lebih meningkat dibanding hari biasa. Apalagi, weekend minggu ini lebih panjang,” ujarnya.
Sarmin mengatakan, dibanding weekend biasa, peningkatan pengunjung lebih banyak kemarin. Pada weekend biasa, peningkatan pengunjung hanya sekitar 30-40 persen. “Kalau minggu biasanya cuma dua hari, kalau ini tiga hari. Jadi, liburannya lebih panjang. Kebanyakan para wisatawan yang berkunjung memilih ke Bromo untuk menikmati keindahan alam Bromo yang tidak ada habisnya,” katanya.
Kebanyakan wisatawan yang berlibur menghabiskan long wekeend ini orang dari luar daerah dan merupakan wisatawan nusantara. Sedangkan, jumlah wisatawan mancanegara tidak terlalu banyak. “Yang wisman (wisatawan mancanegara) bulan-bulan seperti ini tidak banyak. Sebab, selama Januari hingga Maret, termasuk low season. Baru pada pertengahan April, jumlah wisman akan bertambah,” jelasnya.
Secara terpisah kepala Dinas Pemuda, Olahraga, Pariwisata, dan Kebudayaan (Dispora Parbud) Kabupaten Probolinggo M. Sidik Wijanarko mengatakan, pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Probolinggo dari sektor wisata Gunung Bromo, tahun 2017 meningkat bila dibandingkan 2016.
Bila pada 2016, Gunung Bromo hanya menyumbang PAD sekitar Rp 700 juta. Tahun 2017, naik Rp 100 juta menjadi Rp 800 juta. PAD 2017 meningkat karena ada beberapa event unggulan yang menjadi daya tarik wisatawan.
Melalui event itu, wisatawan banyak yang berkunjung ke Gunung Bromo. “Kemarin (2017) ada event Eksotika Bromo yang baru kali pertama digelar. Selain Kasada yang memang ditunggu oleh wisatawan, event ini juga menjadi pemikat bagi mereka untuk berkunjung ke Bromo,” paparnya.
Sidik mengatakan, event yang kini masuk gelaran 100 event nusantara itu memang layak dikunjungi. Selain itu, adanya Penanjakan Dua, yakni Seruni Poin juga berpengaruh. Sebab, ketika Penanjakan Satu ditutup, maka yang menjadi alternatif Penanjakan Dua. “Selain event juga ada tempat lain yang memang menarik dikunjungi. Keindahan Bromo tidak ada habisnya untuk dinikmati,” ungkapnya.
Namun, capaian PAD Rp 800 juta tahun 2017, belum berani membuat Sidik menarget lebih pada tahun ini. Dia baru menarget PAD Gunung Bromo Rp 1 miliar pada 2019. “Tahun ini masih kami tetapkan seperti itu saja (Rp 800 juta) tidak kami naikkan. Nanti ada perubahan atau tidak, bisa dilihat belakang. Tapi, untuk tahun depan (2019) kami menargetkan angka Rp 1 miliar,” tambahnya. [wap]

Tags: