Perayaan Yadnya Kasada Bromo Sisakan Sampah Bertebaran

Sampah berserakan di lautan pasir usai Yadnya Kasada.

Kab.Probolinggo, Bhirawa
Meningkatnya wisatawan berkunjung ke Bromo pada puncak peringatan Yadnya Kasada juga dibarengi peningkatan sampah. Ironisnya, banyak wisatawan yang meninggalkan sampah-sampah itu begitu saja di lautan pasir Bromo. Hal lain yang terjadi Yadnya Kasada berlalu, kunjungan wisatawan malah tinggi.
Seperti tahun-tahun sebelumnya pada pelaksanaan Yadnya kasada sampah tercecer pun nampak memenuhi lautan pasir. Sampah yang berceceran kebanyakan berupa sampah plastik dan botol air. Embusan angin di lautan pasir pun membuat sampah menyebar ke berbagai penjuru. Hal ini diungkapkan Anshori, humas Forum Sahabat Gunung (FSG), Senin 2/7.
Menurutnya, banyak pengunjung yang kurang sadar menjaga kebersihan lautan pasir. Padahal, pengelola telah menyiapkan tempat sampah yang cukup. Dan, kondisi ini selalu terjadi setiap tahun setelah ritual puncak Yadnya Kasada. “Setiap tahun selalu terjadi seperti ini. Ini menunjukkan kurang sadarnya pengunjung,” ujarnya.
Pendapat serupa disampaikan Kepala TNBTS Wilayah 1 Sarmin. Menurutnya, sampah yang berceceran di Bromo kebanyakan sampah pengunjung dan warga lokal. Mereka kurang sadar menjaga kebersihan Bromo. “Kami terus berupaya mengingatkan. Karena Bromo ini bukan milik perseorangan, tetapi milik bersama,” tandasnya.
Agar Bromo kembali bersih, Senin ini 2/7 pihaknya mengadakan agenda gotong royong bersih-bersih bromo dengan mengajak semua komunitas di Bromo, katanya.
Dukatakannya Pula, puncak peringatan Yadnya Kasada warga Tengger digelar Sabtu 30/6. Namun, antusiasme pengunjung datang ke Gunung Bromo terus meningkat, hingga Kasada usai. Terbukti Minggu hingga Senin 2/7, pengunjung yang datang meningkat 100 persen lebih dibandingkan hari biasa.
Sarmin, kepala Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) Wilayah 1 mengatakan, pengunjung Bromo jauh lebih banyak pada H+1 daripada saat puncak peringatan Kasada, Sabtu 30/6. “Lebih ramai hari Minggu, 1/7 dibanding pas Kasada. Kenaikannya sekitar 50 persen,” terangnya.
Pada tanggal 29 Juni, dari wilayah Pasuruan tercatat wisatawan lokal mencapai 557 orang dan mancanegara 7 orang. Sementara di Probolinggo, wisatawan lokal 760 orang dan mancanegara 24 orang, ungkapnya.
Namun, Minggu 1/7 wisatawan lokal di Pasuruan mencapai 3.837 orang dan mancanegara 9 orang. Sedangkan di Probolinggo, wisatawan lokal 2.615 orang dan mancanegara 7 orang.
Saat puncak peringatan Yadnya Kasada, memang banyak sekali warga yang datang ke Bromo. Namun, mereka adalah para umat Hindu Tengger dari empat daerah yang melakukan ritual. “Saat Kasada, yang banyak datang warga lokal. Mereka mengikuti ritual Kasada. Apalagi saat itu warga lokal kami gratiskan,” tandasnya.
Peningkatan pengunjung juga terjadi pada wisatawan mancanegera. Namun, jumlahnya tidak terlalu banyak. Hanya beberapa persen saja. “Untuk wisatawan mancanegara tidak terlalu banyak. Tetapi meningkat juga,” lanjutnya.
Peningkatan wisatawan mancanegara sudah dimulai sejak awal bulan Juli. Sebab, mulai Juli hingga Agustus, sejumlah negara di luar negeri mulai libur panjang. Mereka ini biasanya memanfaatkan liburan dengan rekreasi. Termasuk rekreasi ke Bromo. “Ini sudah mulai high season. Jadi, dua bulan ini kami prediksi wisatawan mancanegara banyak yang datang. Untuk hari ini permulaan saja,” tambahnya.(Wap)

Tags: