Perbaikan Jalur Alternatif Kota Batu Mendesak

18-Forum Lalin (1)-Anas-2aKota Batu, Bhirawa
Dengan menyandang status sebagai Kota Wisata, Batu harus memberikan perhatian khusus terhadap permasalahan transportasi. Salah satu ganjalan yang hingga kini jadi masalah adalah kurangnya jalur alternatif untuk mengatasi kemacetan. Hal ini menjadi pembahasan serius dalam pertemua Forum Lalu-Lintas Angkutan Jalan (LLAJ) yang berlangsung di Hotel Kartika Wijaya Kota Batu, Rabu (17/9) kemarin.
Data yang dimiliki Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Batu, kini ada dua jalur alternatif yang di kota ini. Yaitu, jalur alternative ruas Jl Wukir – Jl Torongrejo – Jl Pendem, dan jalur alternatif ruas Jalan Lingkar Barat (Jalibar). ”Kami akan cari solusi agar kedua jalur alternative ini bisa difungsikan secara maksimal,” ujar Plt Kepala Dishub Kota Batu, Drs Akhmad Rudianto.
Untuk ruas jalan Wukir, katanya, ada beberapa poin perbaikan agar jalur alternative ini bisa dimanfaatkan maksimal. Yaitu, peningkatan jalan atau overlay, pelebaran jalan sampai 6 meter, penyediaan trotoar jalan di kanan-kiri jalan, perbaikan drainase, perbaikan jembatan yang berjumlah 3 unit, dan penyediaan alat perlengkapan jalan.
”Selain itu kami juga akan mengeluarkan rekomendasi agar jalur alternative ini tidak dilewati kendaraan berat,” tambah Rudianto.
Hal hampir sama juga akan dilakukan terhadap ruas Jalibar. Namun untuk jalur ini masih perlu dilakukan pengerasan jalan aspal sepanjang 9,7 Km dari 10,7 km panjang jalan yang ada. Karena 1 Km jalan yang lain berupa jalan paving yang masuk kawasan Villa Panderman Hill. ”Dan untuk jalur alternative ruas Jalibar ini juga perlu dilakukan sosialisasi dan kerja sama pemakaian jalan dengan pihak Villa Panderman Hill,” jelas Rudianto.
Jika perbaikan jalur alternative ini telah terselesaikan, maka Pemkot optimis kemacetan yang terjadi di Kota Batu bisa diurai. Terutama kemacetan yang biasa terjadi pada saat tiba hari kunjungan wisata pada masa liburan.
Dalam Forum LLAJ ini juga dimanfaatkan APMPU (Asosiasi Pengemudi Mobil Penumpang Umum) untuk mengadukan nasibnya kepada pejabat berwenang. Ketua APMPU, Heri Junaedi mengatakan bahwa kunjungan wisata sudah tidak lagi menjadi keuntungan bagi mereka. Karena banyak pengunjung yang telah menggunakan kendaraan pribadi.
”Kita berharap Pemkot segera merealisasikan pembangunan rest area. Karena dengan adanya rest area, maka keberadaan kita bisa hidup lagi,” ujar Heri. Hal ini terkait adanya kebijakan bahwa wisatawan yang datang dengan bus harus berhenti rest area, untuk kemudian melanjutkan perjalanan ke obyek wisata dengan menggunakan MPU (Mobil Penumpang Umum).
Diketahui dalam Forum LLAJ ini diikuti oleh kelompok dan instansi yang berkaitan dengan lalu-lintas. Yaitu, Dishub, Kepolisian, masyarakat pengguna jalan, Dinas Bina Marga, dan Kantor Kesbangpol (Kesatuan Bangsa dan Politik), dan Satpol PP. [nas]

Keterangan Foto : Masalah jalur alternatif  Kota Batu menjadi pembahasan serius dalam diskusi Forum LLAJ Kota Batu, Rabu (17/9) kemarin.

Tags: