Perbaiki Guide dan Masukkan Kurikulum Pariwisata

Kepala Jurusan Pariwisata Unibraw, Faidlal Rahman (kanan) dalam sebuah dialog pariwisata di Kota Batu.

Kepala Jurusan Pariwisata Unibraw, Faidlal Rahman (kanan) dalam sebuah dialog pariwisata di Kota Batu.

Kota Batu, Bhirawa
Tidak semua warga di Kota Batu sudah mengenal titik-titik lokasi obyek wisata termasuk sejarah atau latar belakangnya. Untuk itu, Pemerintah Kota (Pemkot) Batu dituntut untuk lebih intensif dalam melakukam pembinaan terhadap pramuwisata/ guide. Selain itu untuk lebih mengenalkan wisata kota ini, pemkot juga akan memasukkan pariwisata dalam kurikulum muatan lokal di sekolah.
Kemampuan pramuwisata dalam memberikan pendampingan pada wisatawan, akan menjadi tolok ukur terhadap pencitraan terhadap kota wisata yang akan terbentuk. Untuk itu wisatawan yang berkunjung ke Batu harus tersentuh oleh pramuwisata dari Kota Batu.
“Saat ini masih banyak wisatawan yang datang didampingi oleh pramuwisata yang bukan dari Kota Batu. Akibatnya, penyajian terhadap latar belakang wisata kota ini tidak bisa maksimal. Untuk itu perlu adanya sentuhan-sentuhan dari pemerintah kota,”ujar praktisi pramuwisata sekaligus akademisi wisata di Unibraw, Faidlal Rahman, Minggu (23/3).
Sentuhan pemkot yang dibutuhkan adalah adanya pembinaan-pembinaan untuk memperbaiki kemampuan dan kapasitas para pramuwisata Kota Batu. Selain itu juga dibutuhkan peraturan daerah (Perda) tentang pramuwisata untuk menjadi paying hukung dari para guide ini.
“Ada standart yang harus dimiliki oleh para guide. Hal ini bisa dicapai dengan pengadaan uji kompetensi para guide. Jadi ke depan, para guide atau pramuwisata yang ada di kota Batu sudah memiliki lisensi,”tambah Faidlal.
Selain perbaikan pramuwisata, pada tahun ajaran baru nanti pemkot juga akan memasukan pariwisata dalam kurikulum muatan lokal (Mulok) sekolah. Sejarah kepariwisataan Kota Batu perlu diketahui masyarakat. Apalagi kota ini sudah dikenal sebagai tujuan wisata sejak jaman Kerajaan Singhasari, Majapahit, maupun masa penjajahan Belanda.
Semua bentuk potensi wisata di Kota Batu saat ini belum tentu dikenal semua siswa. Dan dengan memasukkan pariwisata dalam mulok, maka potensi pariwisata kota ini sudah bisa dikenalkan sejak dini sehingga lebih dipahami para siswa.
Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Kota Batu, Budi Santoso mengatakan, masuknya pariwisata sebagai Mulok sekolah itu sudah melalui pemikiran dan berbagai pertimbangan yang matang. Nantinya, penyampaian materi akan disesuaikan dengan strata atau jenjang pendidikan, mulai pengenalan obyek wisata sampai budi pekerti kepada wisatawan.
Untuk SD, materi bisa berupa pengenalan objek wisata. Sedangkan bagi siswa di jenjang pendidikan selanjutnya, materi juga menyesuaikan.  ‘’Tujuan utama, masyarakat nanti akan menjadi tuan rumah yang baik. Mereka  juga semakin mengerati dunia pariwisata sehingga juga bisa berusaha dibidang pariwisata,” ungkap Tossi, panggilan akrab Budi Santoso.
Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Kota Batu, Mistin menyambut baik langkah Dispendikpora itu. Menurutnya, pariwisata menjadi pelajaran Mulok akan mendukung program desa wisata yang kini sedang digencarkan Pemkot.
“Gagasan ini sudah lama ada, tetapi belum terwujud. Jika dalam ajaran baru nanti sudah ada kurikulum muatan lokal tentang pariwisata, tentu sangat bagus dan membawa dampak positif bagi iklim wisata di kota kita ini,” ujar Mistin. [nas]

Tags: