Perbanyak Penelitian Bekal Persaingan Global

Wali kota Surabaya, Tri Rismaharini melihat hasil karya penelitian pelajar Surabaya dalam bentuk Poster dalam ajang Young Scientists Competition 2018 yang ditemani Kepala Dindik Kota, Ikhsan, Kamis (4/10).

Young Scientists Competition 2018
Surabaya, Bhirawa
Di tahun kelima ini, Young Scientiest Competition 2018 kembali di gelar. Melalui kegiatan ini, sejak lima tahun terakhir, Surabaya telah mampu melahirkan beberapa peneliti andal yang diperhitungkan tidak hanya ditingkat nasional akan tetapi dunia.
Meskipun begitu, penelitian yang dilakukan para pelajar SMP negeri/swasta belum mampu dilirik pihak industri.
Menurut Wali Kota Tri Rismaharini, upaya menawarkan produk inovasi siswa SMP dikalangan industri bukanlah pemikiran sembaranga. Pasalnya, penelitian yang dilakukan pelajar kota Surabaya ini telah banyak unggul di berbagai tingkat kompetisi.
“Penelitian ini dulu kan selalu dilakukan orang-orang tua. Sebetulnya ini kan sangat menyenangkan jika anak-anak melakukan sesuatu yang dimulai dari penelitian. Apalagi bisa memanfaatkan waktu yang positif dengan melakukan kegiatan seperti ini,” ungkap usai membuka kompetisi Peneliti Belia di Gedung Wanita, Kamis (4/10).
Kendati demikian, Risma panggilan akrabnya tetap memberikan inovasi kepada ribuan siswa yang mengikuti ajang Young Scientists Competition 2018.
Pihaknya mengatakan, tantangan anak-anak Indonesia khususnya Surabaya bukan lagi menyoal pada persaingan dengan skala kota atau nasional. melainkan secara global. Sebab, pada tahun 2020 nantinya, akan ada era keterbukaan dunia yang harus dihadapi oleh seluruh anak-anak di penjuru dunia.
Ia menegaskan, salah satu cara untuk meningkatkan daya saing anak-anak Surabaya, adalah kerjasama dari berbagai pihak. seperti dukungan orangtua, guru, kepala sekolah serta Dinas Pendidikan (Dispendik) Surabaya, untuk terus mendorong para pelajar dalam melakukan penelitian. “Karena itu, mari kita terus dorong anak-anak ini dengan berbagai motivasi. Mari kita tinggalkan hal-hal yang bersifat negative. Supaya waktu kita lebih bermanfaat,” ujar dia.
Risma menambahkan, dalam penelitian tidak harus menggunakan bahan-bahan yang mahal. Namun, dari hal yang sederhanapun bisa untuk dijadikan objek penelitian dan dikembangkan.
“Kalian bisa menggunakan bahan-bahan yang ada disekitar kalian. Saya berharap karya ilmiah ini terus dikembangkan. Tidak berhenti hanya di dalam ajang lomba,” kata dia.
Menurut dia, untuk menjadi orang sukses tidak cukup hanya menjadi pintar. Akan tetapi, harus mau berusaha dan mencoba dari hal-hal kecil.
Wali Kota perempuan pertama di Surabaya ini berharap, melalui ajang penelitian belia ini muncul bibit-bibit baru, peneliti andal dari Surabaya. sehingga nantinya, bangsa Indonesia utamanya Surabaya tidak hanya menjadi konsumen bagi bangsa lain. “Tapi mereka juga harus bisa bersain di pasar global,” pungkas dia.

Meningkat Signifikan, Pelajar Surabaya Tertarik Penelitian
Meningkatkannya jumlah peserta pada Young Scientists Competition 2018 menjadi kebanggan tersendiri bagi Kepala Dinas Pendidikan (Dindik) kota Surabaya, Ikhsan. Sebab, kegiatan yang bertujuan untuk mendorong siswa berpikir analitik dan kritis semakin digandrungi pelajar SMP kota Surabaya. Ikhsan menuturkan jumlah peserta tahun ini mengalami peningkatan secara signifikan yaitu mencapai 928 siswa dengan 478 karya penelitian. Sedangkan, pada tahun 2017, peserta hanya berjumlah 678 siswa.
“Lomba penelitian belia ini terdiri dari empat kategori. Yaitu fisika, komputer, matematika dan ekologi. Sementara ekologi terbagi menjadi dua, life science dan environmental science,” tutur dia. Lebih lanjut, jumlah peserta kategori komputer sebanyak 112 siswa dengan 59 penelitian. Matematika 88 peserta dengan 45 penelitian, fisika 77 siswa dengan 41 penelitian. Environmental science 181 peserta dengan 94 penelitian. Sementara kategori life science diikuti dengan jumlah peserta terbanyak, yaitu 470 dengan 239 penelitian.
“Inovasi yang muncul dari kompetisi peneliti belia ini berangkat dari berbagai persoalan yang ada di sekitar masyarakat,” papar dia.
Dengan beberapa penelitian, imbuh ikhsan bisa dikembangkan secara praktis dan juga ada yang bisa dikembangkan indsutri seperti produk siswa beberapa tahun yang lalu, yang akhirnya bisa diproduksi oleh produsen helm.
“Dengan begitu, hasil karya mereka mudah diaplikasikan secara tepat guna dan terpenting bisa bermanfaat bagi masyarakat,” sambung dia.
Terlebih, pihak Dindik kota Surabaya telah memiliki katalog inovasi siswa yang dibuat sejak lima tahun terakhir. Sehingga pihaknya sangat terbuka jika ada pihak industri yang ingin menggunakan dan mengembangkan produk pelajar Surabaya.
Sementara itu, Direktur Center of Young Scintists (CYS) Monika Raharti menambahkan minat dan semangat siswa SMP se Surabaya dalam riset cukup leading di banding siswa dari daerah lain. “Yang bikin luar biasa adalah penelitian ini merata di semua sekolah,” kata dia.
Dalam kompetisi ini, Monika menuturkan proses penilaian akan terfokus pada kreatifitas siswa dalam mengambil topik masalah. Dari itu, kreatifitas kemudian dikaitkan dengan bagaimana siswa melihat adanya problem atau masalah di kehidupan sehari-hari. Selain itu, penilaian juga mengukur bagaiamana siswa memberikan solusi dari masalah tersebut.
“Proses penilaian kreativitas tersebut juga dilakukan oleh dunia internasional. Dan kelebihan dari kita adalah problem-problem yang dilihat anak-anak sangat riil dan dekat dengan kehidupan sehari-hari, bukan hanya di awang-awang saja. Rupanya, hal itu menjadi keunggulan kita di tingkat internasional,” jelasnya. Nantinya, tim penilai yang dipimpin Monika akan mengambil juara 1,2,3 dan juara harapan 1,2 pada setiap bidang lomba setelah melalui seleksi poster.
“Para pemenang ini nantinya akan dikirim ke tingkat nasional. jika lolos kita kirim ke tingkat international,” tandas dia. [ina]

Tags: