Perburuan Tiket Jenjang Nasional Diliputi Rasa Panik

Izzatul Laila, peserta OGN asal SMAN 2 Jombang ini sempat mengalami sejumlah kendala sebelum memulai tes tulis hingga akhirnya dia tidak dapat mengikuti simulasi, Senin (26/3).

Kemendikbud Gelar Seleksi OGN Tingkat Provinsi
Surabaya, Bhirawa
Kompetisi memperebutkan tiket Olimpiade Guru Nasional (OGN) dimulai kemarin, Senin (26/3). Dari Jawa Timur, tercatat ada 220 guru yang mengikuti seleksi tingkat provinsi untuk maju ke tingkat nasional. Sayang, seleksi tulis yang digelar secara online diliputi rasa panik karena sistem yang terus bermasalah.
Wajah panik itu salah satunya terlihat dari Izzatul Laila. Guru asal SMAN 2 Jombang itu mengikuti seleksi OGN di SMKN 12 Surabaya kemarin. Menjelang seleksi berlangsung, Izza mondar-mandir berpindah dari satu komputer ke komputer lain. Berulang kali dia berusaha login untuk mengikuti simulasi dan tetap gagal. Didampingi panitia teknis setempat, Izza akhirnya bisa login menggunakan NUPTK dan password yang dimilikinya. Sayang, meski sudah berhasil masuk dia tetap tidak bisa mengikuti simulasi.
Hal serupa juga dialami Joko Sulistyo, guru asal SMAN 1 Kesamben Blitar tersebut juga mengaku tidak dapat mengikuti simulasi. Dia tak mengerti alasan pastinya.
“Apa mungkin saya belum punya NUPTK (Nomor Unik Pendidik dan Tenaga Kependidikan) jadi tidak bisa ikut simulasi,” tutur Joko.
Kendati tak dapat mengikuti simulasi, Joko yang mengikuti OGN mapel prakarya tersebut berusaha tetap tenang. Dia mengaku sebelumnya sudah mencoba simulasi menggunakan smartphone. “Waktu seleksi tingkat kabupaten juga seperti ini modelnya. Jadi tetap tenang saja,” kata dia.
Tampak seperti kedodoran, sistem yang disiapkan dari pusat cukup banyak kendala. Baik karena susahnya login ke sistem hingga gagal mengikuti simulasi. Kepala Dinas Pendidikan (Dindik) Jatim Dr Saiful Rachman menegaskan, selama gangguan teknis itu tidak merugikan peserta tidak ada masalah. Namun, jika karena kesalahan teknis peserta merasa dirugikan maka panitia pusat harus diprotes.
“Kalau merugikan kita ya kita protes. Nanti bidang tendik (Tenaga pendidik) yang akan mengajukan protes,” tegasnya.
Kabid Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) Dindik Jatim Suhartatik menambahkan, pihaknya semula telah mengusulkan agar seleksi OGN dilaksanakansecara semi online. Namun, panitia pusat tetap memilih online murni untuk menjaga kredibilitas hasil seleksi.
“Kalau ini kompetisi harusnya peserta tidak boleh panik. Padahal target kita tahun ini bisa juara umum tingkat nasional,” terang Suhartatik.
Dijelaskannya, dalam OGN ini terdapat delapan mapel yang masuk dalam kompetisi. Di antaranya ialah Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Prakarya dan Kewirausahaan, Seni Budaya, Pendidikan Agama, Matematika, Antropologi dan Bimbingan Konseling.
“Dari seleksi tingkat provinsi ini akan diambil 20 peserta tingkat nasional. Tapi peringkat itu yang menentukan pusat dari berbagai provinsi yang menggelar seleksi,” tutur dia.
Di Jatim, kata Suhartatik, merupakan peserta seleksi OGN terbanyak di Indonesia. Jumlah peserta tersebut bukan ditentukan oleh provinsi melainkan oleh pusat. “Sejak tingkat kabupaten/kota seleksinya sudah langsung ditangani pusat,” tandasnya.
Kepala SMKN 12 Surabaya Bhiwara Sakti Pracihara mengatakan, sekolahnya baru pertama kali menggelar seleksi OGN berbasis komputer. Pertimbangan panitia memilih SMKN 12 karena ketersediaan komputer dan komputernya tidak dipakai ujian sekolah berstandar nasional (USBN).
“Awalnya dipilih SMAN 15. Tapi karena dipakai USBN, diarahkan ke sini. Di sini kosong dan siap dipakai,” katanya. Praci, sapaan akrabnya, menjelaskan, SMKN 12 memiliki 80 komputer yang siap digunakan untuk seleksi OGN tingkat Jatim. [tam]

Tags: