Percobaan Penculikan Anak Merambah Kraksaan

SDN kandang Jati Kulon 1 tempat Cal sekolah. [wiwit agus pribadi]

Diknas Keluarkan Surat Edaran ke Sekolah-Sekolah
Probolinggo, Bhirawa
Telah terjadi percobaan penculikan terhadap Cal (13), siswi kelas VI SDN Kadang Jati Kulon 1 saat berangkat sekolah. Pelaku diperkirakan sebanyak empat orang dengan mengedarai Mobil Avansa warna Hitam.
Orang tua Cal dan pihak sekolah telah melaporkan adanya dugaan percobaan penculikan anak dibawah umur kepada Polsek Kraksaan, Rabu (12/2). Sebab isu penculikan kini beredar luas di Kabupaten Probolinggo. Warga pun resah terkait kebenaran pesan berantai ini. Sehingga Diknas mengeluarkan surat edaran ke sekolah – sekolah.
Percobaan penculikan anak dibawah umur atas korban, Cal (13), kini terus dikembangkan pihak Polsek karaksaan. Kronologi kejadian dilaporkan korban Cal hendak berangkat sekolah berjalan kaki, pada Rabu pagi (12/2) sekira pukul 06.30 WIB.
Sesampainya di depan gudang tembakau di Jl Argopuro, Kelurahan Kandangjati Kulon, Kraksaan, korban dipepet minibus warna hitam. Lalu seorang pria berbadan gemuk turun dari mobil dan memegang tangan korban. Terduga pelaku mengiming – imingi korban dengan sebatang coklat, namun korban menolak dan menggigit tangan pelaku.
Korban juga menginjak kaki pelaku dan lari ke area sekolah, lalu melapor kepada wali kelasnya. Pihak sekolah bersama orang tua korban, selanjutnya melaporkan kejadian percobaan penculikan itu ke Polsek Kraksaan.
Kapolsek Kraksaan, Kompol Sujianto membenarkan, kejadian dugaan percobaan penculikan anak dibawah umur ini. Kepolisian hingga kini terus menelusuri keberadaan terduga pelaku. ”Benar, kejadian Rabu kemarin. Kami mendapat laporan dari keluarga korban,” kata Kompol Sujianto, Kamis (13/2).
Terkait kejadian dugaan percobaan penculikan itu, Kompol Sujianto meneruskan, Kepolisian meminta warga tidak panik. Sebab aparat telah melakukan upaya pengejaran terduga pelaku. ”Kami himbau warga tidak panik, namun tetap waspada. Maka jangan pernah membiarkan anak – anak berangkat sendiri ke sekolah. Harus diantar,” kata Kompol Sujianto.
Lebih lanjut, Kompol Sujianto menuturkan, niat Cal berangkat sekolah, pagi itu berubah menjadi kisah menegangkan. Siswi SDN Kandangjati Kulon 1, Kraksaan, Kabupaten Probolinggo, itu menjadi korban percobaan penculikan.
Beruntung, Cal berhasil meloloskan diri. Dia selamat dari upaya penculikan dan lari ke sekolah. Informasinya, percobaan penculikan itu terjadi pukul 06.30. Saat itu bocah kelas enam itu berangkat sekolah seorang diri dengan jalan kaki. Korban memang biasa berangkat sendirian. Sebab, jarak sekolah dan rumahnya memang dekat, sekitar 200 meter.
Sekitar 100 meter dari rumahnya, korban dipepet sebuah mobil berjenis Avanza warna hitam.Mobil itu lantas berhenti di pinggir jalan. Tepat di depan gudang tembakau milik Matruki, Jl Argopuro, Kelurahan Kandangjati Kulon. Korban pun tidak curiga sama sekali. Dia terus saja berjalan melewati mobil itu.
“Di tengah jalan antara rumah dan sekolah, ada mobil berhenti. Karena tidak curiga, anak itu terus jalan,” kata Syafi’i, Ketua RT 8, tempat tinggal korban. Dari mobil itu, lantas turun seorang lelaki berperawakan agak gemuk. Dan tiba-tiba saja, lelaki itu mendekap korban dari belakang. Merasa takut dan kaget, korban pun langsung berontak. Sebab, lelaki itu tidak dikenalnya. Dengan cepat, korban langsung menggigit tangan pelaku dan menginjak kakinya.
“Karena korban berontak, kemudian dekapan pelaku itu lepas. Sehingga bocah itu bisa melarikan diri,” katanya. Berdasarkan keterangan Cal pada Syafi’i, di dalam mobil itu ada empat orang. Mereka semuanya laki-laki.
Korban sendiri saat itu tidak berteriak. Namun, langsung melarikan diri. Dia berlari menuju sekolahnya yang jaraknya sekitar 100 meter dari tempat kejadian. ”Korban sambil menangis masih bisa melihat orangnya. Tapi, namanya anak kecil ketakutan, langsung berlari menyelamatkan diri,” katanya.
Penjelasan serupa diutarakan Kepala SDN Kandangjati Kulon 1 Djuhari. Warga Desa Alassumur Kulon, Kraksaan, itu mengaku dirinya sebenarnya tidak tahu langsung percobaan penculikan itu. Sebab, dirinya sedang takziah pagi itu. Saat kembali ke sekolah sepulang takziah, dirinya mendapat laporan dari guru kelas korban, Supriyoko.
“Saya diberitahu guru kelasnya bahwa siswi saya jadi korban percobaan penculikan. Setelah itu saya minta segera melapor ke ke kepolisian,” tuturnya.
Saat itu juga, ketiganya yaitu Jauhari, Cld, dan guru kelas Supriyoko melapor ke Polsek Kraksaan. Mereka laporan sekitar pukul 09.00. Pada petugas kepolisian, korban bercerita sangat tenang dan lancar. ”Dia lancar ceritanya kepada polisi. Dan dia cerita kepada temannya pagi itu juga menangis,” tandasnya.
Adanya percobaan penculikan ini membuat Dinas Penndidikan Kabupaten Probolinggo mengeluarkan surat edaran, sebagai upaya kewaspadaan terhadap penculikan anak. Ditujukan kepada Kepala Satuan Pendidikan PAUD/TK, SD dan SMP Negeri dan Swasta se Kabupaten Probolinggo, tertanggal 13 Februari 2020.
Dalam surat edaran yang ditandatangani Plt Kepala Dinas Penddidikan Kabupaten Probolinggo, Dr Fathur Rozi M FILI mengharapkan, pihak sekolah melakukan langkah – langkah alternatif untuk menanggulangi adanya tindak penculikan terhadap anak didiknya. Yakni meningkatkan kewaspadaan terhadap adanya kemungkinan penculikan peserta didik dengan cara memastikan yang mengantar dan yang menjemput adalah orang tua/wali, maupun pihak keluarga peserta didik yang sudah dikenal pihak sekolah.
“Apa bila yang menjemput bukan orang tua/wali/keluarganya, maka siswa harus tetap di sekolah dan sekolah harus menghubungi pihak keluarganya. Membatasi peserta didik keluar dari areal sekolah apapun alasannya saat istirahan termasuk beli jajanan di luar sekolah. Kantin sekolah perlu menyediakan makanan dan minuman yang sehat dan higienis. [wap]

Tags: