Perdagangan Antar Daerah Jatim Tembus Rp 97 T

Surabaya, Bhirawa
Triwulan I-2014 perdagangan barang dan jasa antardaerah /ekspor Jatim ke provinsi lain di Indonesia atas harga berlaku mencapai Rp.97,357 triliun. Ini naik Rp 18,632 triliun dibandingkan periode yang sama 2013 sebesar Rp 78,722 triliun.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Jatim, M Sairi Hasbullah, di kantornya, Senin (19/5) mengatakan impor antar provinsi Jatim selama triwulan I-2014 mencapai Rp 76,422 triliun atau naik Rp 12,963 triliun dibandikan impor antar daerah periode yang sama 2013 yang hanya Rp 63,459 triliun. Selama triwulan I-2014 perdagangan antar pulau Jatim surplus Rp 20,932 triliun.
Sedangkan ekspor antar negara Jatim selama triwulan I-2014 atas dasar harga berlaku Rp 60,685  triliun atau naik Rp 4,150 triliun dibanding periode yang sama 2013 yang hanya Rp 56,735 triliun.
Sementara impor Jatim dari luar negeri selama triwulan I-2014 sebesar Rp 64,615 triliun atau naik Rp 5,926 triliun dibandingkan impor periode yang sama 2013 yang hanya Rp 58,689  triliun.
Perlu diketahui menurut data BPS pada 2013 perdagangan antar provinsi Jatim Rp 346,021 triliun. Sedangkan impor antar provinsi Jatim pada 2013 hanya 275,604 triliun. Jadi neraca perdagangan antarprovinsi Jatim sepanjang 2013 mengalami surplus Rp 70,417 triliun sedangkan tahun 2012 surplus Rp 62,85 triliun.
“Ini sungguh luar biasa membuktikan kinerja ekonomi dan perdagangan Pemprov Jatim cukup membanggakan. Kondisi tersebut menunjukan kinerja perekonomian Jatim cukup baik. Terbukti perdagangan antar pulau terus surplus,” kata Sairi.
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Jatim, Budi Setiawan, menuturkan, ekspor antar provinsi Jatim dari tahun ke tahun terus naik. Pada 2009 perdagangan antar pulau Jatim hanya sekitar Rp 192 triliun naik menjadi Rp 204,2 triliun pada 2010 meningkat lagi menjadi Rp 222,7 triliun pada 2011, dan pada 2012 meningkat menjadi Rp 301,488  triliun.           Pada 2013 perdagangan antardaerah Jatim lebih besar dari tahun lalu yakni mencapai Rp 346,021 triliun. Untuk mencapai target tersebut tidak mudah diperlukan kerja keras dengan membuka pasar baru dan melakukan kerjasama serta dan akan terus membuka perwakilan dagang baru di provinsi lain di Indonesia.
Data dari Disperindag Jatim menunjukan pada awalnya 2010 Jatim hanya membuka perwakilan dagang di Sulawesi Selatan (Suksel), Kalimantan Timur (Kaltim) Nusatenggara Timur (NTT) dan Kalimantan Selatan (Kalsel). Pada 2011 Jatim terus melebarkan sayapnya dengan menambah perwakilan dagangnya dari empat perwakilan dagang menjadi 10 perwailan yakni Sulawesi Utara (Sulsel), Sulawesi Tenggara,(Sulteng), Nusa Tenggara Barat (NTB), Gorontalo, Kalimantan Barat (Kalbar) dan Maluku.
Pada 2012 hingga 2013 Jatim telah membuka 16 perwakilan dangan lagi didaerah lain di Indonesia yakni Kalimantan tengah (Kalteng), Kepulauan Riau, Maluku Utara, Sulawesi Tengah,  Jambi, Sumatera Utara, Bangka-Belitung, Lampung, Bengkulu, Sumatera Barat, Bali, Sumatera Selatan, Aceh, Bapua Barat dan Papua. Jadi total perwakilan dagang Jatim di provinsi-provinsi di Indonesia sampai dengan akhir 2013 sebanyak 26 perwakilan.
Dengan membuka perwakilan dagangnya diluar Provinsi Jatim membuat provinsi Jatim saat ini telah menguasai lebih 30 persen perdagangan di Indonesia. [rac]

Tags: