Perdagangan Antar Provinsi, Dongkrak Pertumbuhan Ekonomi Jatim

Foto: ilustrasi

Foto: ilustrasi

Surabaya, Bhirawa
Neraca perdagangan Jatim alami peningkatan dari tahun ke tahun. Sejak tahun 2013 neraca perdagangan mencapai Rp 38 triliun, Rp 42 triliun tahun 2014 dan tahun 2015 mencapai Rp 47 triliun. Peningkatan neraca perdagaan Jatim tersebut merupakan diakibatkan bisnis to bisnis (B 2B) antar provensi. Saat ini perwakilan dagangan Jatim di beberapa daerah Indonesia sudah mencapai 26 kantor perwakilan di Indonesia.
Kepala Tim Ahli Kamar Dagangan dan Industri (Kadin) Jatim ) Jamhadi mengatakan, upaya peningkatan pertumbuhan neraca perdagangan antar provinsi itu menjadi peran penting pemerintah Jatim dalam peningkatan pertumbuhan di Jatim.
“Naraca perdagangan Jatim antar provinsi sudah ada bukti nyata bahwa pertumbuhan neraca perdagangan ini di karenakan B2B ini,” tegas Jamhadi saat dijumpai diruang kantornya di Surabaya kemarin, Senin (8/2).
Bahkan, Jamhadi menyebutkan, selain perturmbuhan neraca perdagangan antar provinsi juga di alami kerjasama perdagangan antar negara juga alami peningkatan pula.
Sementara catatan versi dari pemerintah provinsi Jatim rata-rata potensi transaksi per tahunnya mencapai 15 persen. Ditahun 2011 potensi transaksi perdagangan antar provinsi Rp 463,35 triliun dan tahun2014 Rp 741,43 Triliun
Melihat pontesi cukup besar neraca perdagangan Jatim, diharapkan kerjasama antar provinsi bisa berkelanjutakan. Hal ini untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi di tahun 2016 ini. Disisi lain, dampak penegak hukum ( Jaksa ) yang melakukan penylidikan terkait hibah dana Pemprov Jatim ke Kadin Jatim yang mangakibatkan melambatnya perdagangan antar provinsi.
“Kami mendukung langkah pihak pegak hukum melakukan penyelidikan pada oknum yang bersalah akibat dana hibah itu. Namun, adanya kejadian itu sektor perdagangan antar Jatim alami penurunan cukup tinggi,” tegas Jamhadi juga Ketua Umum Kadin Kota Surabaya ini.
Jamhadi berharap masalah tersebut segara diselesaikan secara cepat. Hal ini untuk meningkatkan kembali pertumbuhan neraca perdagangan jatim di tahun ini. Jika permasalahan ini terus dilakukan akan mengakibatkan lambattnya perdagangan jatim.
“Jika masalah ini terus dilakukan, tentunya para pedagang akan turun semangatnya berbisnis. Kami berharap masalah ini segera diselasaikan agar perdagangan Jatim akan lancar,” ucapanya.
Selain itu, produk perdagangan di Jatim terus genjot agar mampu bersaing dengan produk asing. Apalagi bergulirnya Masyarakat Ekonomi Asean (MEA)produk Jatim terus ditingkatkan mulai segi kualitas hingga harga.
“Produk Jatim harus genjot terus. Hal ini untuyk meningkatkan dan bersaing dengan gempuran produk asing. Nah, jika permasalah ini terus bergulir tanpa ada selosi yang baik mana, mungkin produk Jatim maupun neraca perdagangan akan alami kenaikan,” ungkapnya. [ma]

Tags: