Perdagangan Antar Pulau Jadi Basis Pembangunan Kemaritiman

Gubernur Jatim Dr H Soekarwo memberikan paparan pada Forum Konsolidasi Industri Kemaritiman Nasional terkait Transformasi Tol Laut di Hotel Kempinski Jakarta, Rabu (9/11).

Gubernur Jatim Dr H Soekarwo memberikan paparan pada Forum Konsolidasi Industri Kemaritiman Nasional terkait Transformasi Tol Laut di Hotel Kempinski Jakarta, Rabu (9/11).

Pemprov, Bhirawa
Gubernur Jatim Dr H Soekarwo menyatakan bahwa perdagangan antar pulau dapat berperan sebagai basis pembangunan kemaritiman. Perkuatan konektivitas antar pulau menjadi salah satu kekuatan yang bisa dilakukan mengingat lesunya perekonomian dunia.
Pernyataan tersebut disampaikan Gubernur Soekarwo di depan alumni Fakultas Teknik Universitas Indonesia dalam Forum Konsolidasi Industri Kemaritiman Nasional ke-6 INFACO di Hotel Kempinski Jakarta, Rabu ( 9/11).
Di hadapan para alumni Universitas Indonesia itu, Pakde Karwo sapaan akrabnya menjelaskan bahwa secara geografis posisi Jatim diuntungkan sebagai centre of grafity atau menjadi daya tarik perdagangan nasional. Hal ini dikarenakan posisi Jatim yang sangat strategis yakni di tengah-tengah arus distribusi barang dan jasa  dan merupakan hub perdagangan bagi Indonesia Timur.
Pada triwulan III Tahun 2016, PDRB Jatim tercatat sebesar Rp 1.382 triliun dengan pertumbuhan ekonomi atau growth sebesar 5,57 persen. Sementara nasional PDB nasional pada triwulan III 2016 mencapai  Rp 9.245,40 triliun dengan pertumbuhan ekonomi hanya 5,04 persen.
Kinerja perdagangan barang dan jasa Jatim di triwulan III tahun 2016 ekspor luar negeri mencapai Rp 210,627 triliun, sementara impor Jatim mencapai Rp 233,786 triliun. “Pada semester I 2016, defisit perdagangan Jatim hanya kalah dengan negara Laos yang menyuplai impor komoditi berupa pupuk,” ungkapnya.
Sebagai basis pembangunan kemaritiman, Pakde Karwo terus menggencarkan Kantor Perwakilan Dagang (KPD) yang terbentuk sebanyak 26 KPD di seluruh Indonesia. KPD ini berfungsi sebagai bussines agregator atau pusat lokasi dalam pemasaran, market intelejen dan pusat informasi. Tak hanya itu, KPD juga berfungsi sebagai penghubung dua lembaga untuk berkomunikasi dan berkoordinasi mengenai kegiatan antar lembaga.
Misi dagang melalui KPD ini telah mencatatkan total transaksi senilai Rp 2.038,53 milliar dari 11 kali digelarnya misi dagang. Jatim dikenal memiliki komoditi utama seperti beras, pupuk, buah dan sayuran, produk olahan makanan dan minuman hingga produk kerajinan.
“Bahkan, produk Jatim yang berasal dari UMKM sudah banyak yang go international. Kami juga memiliki Jatim Mart di Singapura, semua produk UMKM yang berskala internasional kita jual dan pamerkan di situ,” tuturnya.
Pakde Karwo memiliki strategi dalam mempercepat konektivitas melalui KPD yang tersebar. Salah satu caranya yakni memperkuat sarana infrastruktur conectivity berupa penambahan pelabuhan yang ada di Jatim. Pelabuhan seperti Tanjung Perak Surabaya sebagai  pelabuhan lainnya seperti Tj Wangi di Banyuwangi, Tanjung Tembaga di Probolinggo. “Kami akan menyiapkan pelabuhan-pelabuhan yang ada guna memperkecil biaya distribusi angkutan sehingga barang yang tersedia menjadi lebih murah,” ungkapnya.
Demi memudahkan transaksi di KPD Pakde Karwo menggandeng Bank Jatim untuk mendukung transaksi perdagangan. Bank Jatim akan memberikan fasilitas layanan berupa pemberian kredit perdagangan, fasilitas kemudahan transfer pembayaran hingga Surat Kredit Berdokumen Dalam Negeri (SKBDN) bagi pelaku perdagangan.
Manfaat yang dirasakan, pada saat transaksi dagang melibatkan Bank Jatim yakni meningkatkan transaksi antar pulau , mempermudah transaksi perdagangan antar pulau sampai adanya dukungan kepastian pembayaran. “Semoga KPD dapat menjadi lembaga yang menghubungkan antar daerah di masing-masing provinsi sehingga dapat mendukung konsep tol laut dan mereduksi disparitas harga,” tutupnya. [iib]

Tags: