Perebutkan Piala Bupati Nganjuk, PSHT Gelar Krida Tanding

Drs Gondo Hariono Ketua PSHT Cabang Nganjuk membuka turnamen pencak silat memperebutkan piala Bupati Nganjuk.(ristika/bhirawa)

Kab.Nganjuk, Bhirawa.
Memperebutkan piala Bupati Nganjuk, sebanyak 295 pesilat dari Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT) bertarung di ajang Bupati Cup 2017. Ajang yang hanya mempertandingkan pencak laga ini sengaja digelar untuk mencari atlet muda berbakat dari PSHT.
Krida Tanding Silat PSHT se-Kabupaten Nganjuk, ini diikuti oleh para pesilat usia dini maksimal 12 tahun hingga remaja dengan usia 17 tahun. “Kami sengaja mencari bibit pesilat muda. Karena itu ajang ini hanya diperuntukkan untuk pelajar tingkat sekolah dasar (SD) hingga sekolah menengah atas (SMA),” ujar Drs Gondo Hariono, Ketua PSHT Cabang Nganjuk.
Dijelaskan Gondo Hariono, PSHT Nganjuk memiliki 20 ranting di 20 kecamatan yang menyertakan atletnya untuk berlaga. Selain itu sejumlah sekolah yang memiliki ektrakulikuler pencak silat juga menerjunkan atletnya.
Dengan demikian, jumlah pesertanya mencapai 295 dan ini dianggap sebagai event yang sangat baik untuk menjaring bibit atlet pencak silat. Bukan hanya itu saja, pencak silat sebagai beladiri asli Indonesia saat ini sangat digemari oleh usia dini hingga remaja di Kabupaten Nganjuk. Karena itu, Gondo Hariono memiliki harapan untuk menjadikan Kabupaten Nganjuk sebagai gudang atlet pencak silat berprestasi. “Harapan saya, atlet pencak silat di level nasional maupun internasional akan muncul dari Kabupaten Nganjuk. Khususnya dari PSHT,” tutur Gondo Hariono saat ditemui Bhirawa.
Menurut Gondo Hariono, PSHT di Kabupaten Nganjuk dianggap telah berhasil melestarikan olahraga beladiri tradisional. Sehingga peran PSHT sebagai salah satu perguruan pencak silat telah mampu melestarikan seni budaya. Selain itu, saat ini pencak silat kembali menjadi olahraga yang disenangi dan dipelajari generasi muda Kabupaten Nganjuk. Buktinya, seni beladiri cukup menggeliat di tengah masyarakat. Generasi muda berkeinginan mendalami olahraga pencak silat.
Sementara itu, Siswanto, Ketua pelaksana Krida Tanding Silat Bupati Cup mengatakan bahwa peserta turnamen merupakan atlet-atlet yang telah melalui seleksi di level kecamatan. Sehingga para peserta kejuaraan silat ini sudah memiliki kemampuan teknik pencak silat yang baik. Sehingga, saat berlaga mereka bertarung ketat sehingga wasit maupun juri harus jeli dalam memberikan penilaian. “Karena ini turnamen tahunan, kami sengaja untuk melakukan seleksi sangat ketat. Hasilnya mereka yang terbaik menjadi juara,” terang Siswanto, disela-sela acara Krida Tanding.
Hasilnya, Ranting PSHT Sukomoro yang akhirnya menjadi juara umum dengan raihan 14 medali emas. Kemudian Ranting PSHT Berbek mendapat tujuh medali emas serta Ranting PSHT Bagor meraih lima medali emas.(ris)

Tags: