Oleh :
Nur Cholissiyah, SPd
Mantan Kabid- Kewanitaan HMI cabang Bojonegoro dan Guru SMP Negeri 3 Kedungadem
Eksistensi perempuan (Baca: Ibu) dalam menopang pembentukan karakteranak sangat signifikan. Perempuan tercipta bukan hanya sebagai pendamping laki-laki akan tetapi lebih dari itu perannya dalam kehidupan menjadi berkembang selaras dengan tuntutan zaman. Peran perempuan terutama ibusangat penting, bisa dikatakan perempuan sebagai guru pertama bagi si anak. Bagaimana tidak, secara kodrati perempuan memang dibekali Allah organ fisik yang berbeda dari laki-laki, berupa rahim dan perkembangan fisik yang memungkinkan perempuan mengandung, melahirkan dan menyusui sehingga keterpautan darah antara ibu dan anak itu berlanjut buah peran dan tanggungjawab mendidik dan membesar anak-anakknya sampai ia menjadi sosok manusia dewasa. Serta tersandar dipundaknya kewajiban membimbing dan menuntun si anak hingga mampu memenuhi tugas-tugas kemanusiannya dikemudian hari.
Pola Pedidikan Anak Perspektif Islam
Peranan ibu dalam membina sektor sektor kehidupan agama dan akhlak pada diri anak perlu tetap terus diupayakan. Seorang anak lahir berdasarkan fitrah, tergantung kedua orang tuanyalah dia akan menjadi apa kelak dikemudian hari. Tentu selain laki-laki (baca:bapak) perempuan (baca:ibu juga memiliki cukup andil. Lantas bagaimanakah pola mendidik anak yang benar itu?
Seperti yang dipaparkan Haya Binti Mubarok Al Barik dalam bukunya Ensiklopedia Wanita Muslimah pola pendidikan anak dapat diawali dengan cara pertama,memantapkan penanaman nilai-nilai iman pada anak. Tugas pertama yang harus diperankan ibu ialah mengajarkan dasar dasar agama yang hanif, yaitu dengan memantapkanpenanaman iman didalam benaknya, memperkenalkan siapa yang menciptkananya , tanda tanda kekuasaan Sang Pencipta dan makhluk-makhluk-Nya, memperkenalkan para nabi dan juga penciptaan dirinya, hingga didalam hatinya tumbuh kecintaan yang mantap kepada Allah dan Rosul-Nya, seiring dengan pertumbuhan fisiknya.
Kedua,membiasakan anak mengerjakan berbagai macam ibadah. Contoh sholat, Sudah seharusnyalah seorang ibu memperhatikan sholat anaknya tentunya dengan memberi tauladan. Sholat sesuai hadist yang diriwayatkan Umar Radhiyalllahu anhuma , dari Rosullullah SAW bersabda yang artinya:”Suruhlah anak kalian mengerjakan sholat, sedang mereka berumur tujuh tahun, dan pukullah mereka karena sholat ini, sedang mereka Berumur sepuluh tahun, dan pisahkanlah tempat tidur mereka” (H.R. Abu daud dan Al Hakim). Maka jelas disini bahawa kebiasaan sholat adalah upaya mendekatkan diri dengan Sang Kholiq , tempat kita bergantung.
Selain sholat adalagi puasa, puasa bertujuan melatih anak untuk berpuasa bergantung kepada kesehatan dan kemampuannya, kemudian ada juga pembiasaan yang mampu berpengaruh pada perkembangan mental bisa dengan cara membiasakan anak untuk pergi ke masjid, ke majelis-majelis ilmu, membiasakan menghafal ayat-ayat alquran , membiasakan anak anak putri memakai hijab dan lain sebagainya.
Ketiga ialah membina sektor akhlak. Kepribadian yang baik merupakan buah dari iman yang mantap dan pertumbuhan agama yang benar. Ketika anak diarahkan berdasarkan iman dan dididik untuk mencintai Allah, takut kepada-Nya dan merasakan pengawasan-Nya, tentu anak selalu terbuka untuk menerima setiap nasehat pendidikan dan juga terbiasa pada akhlak yang utama lagi mulia. Perlu kita catat bahwa pembinaan sektor agama yang kuat akan mampu mendukung keberhasilan pendidikan akhlak yang terpuji. Dengan peran dan tanggungjawab yang besar seoarang ibu harus mampu menumbuhkan akhlak yang terpuji pada diri anak. Oleh karenanya ia lebih memiliki tempat di hati anak-anak karena kasih sayang dan kelembutannya.
Keempat,membiasakan anak hidup sederhana tidak bermewah-mewahan , tidak boleh membuatnya menyenangi kesenangan dan dan hiasan yang berlebihan, seperti perayaan pesta-pesta yang jauh dari tuntunan agama. Menggantinya dengan mengarahkan anak untuk lebih cinta bersedekahdan berinfak. Selain itu yang penting mengawasinya sepanjang masa, yaitu dengan mengawasi fase-fase tumbuh kembangnya. Ada juga dengan cara memujinya dan menghadiahi jika ia berprestasi atau ketika ia memperlihatkan akhlak yang baik, jika ia sekali waktu melakukan hal yang buruk maka keburukannya perlu diungkap secara langsung,karena jika keburukan tidak kita tegur ia akan mengulanginya lagi. Dalam keadaan seperti ini ia harus diperingatkan secara halus,” jangan engkau ulangi lagi jika tidak , semua orang akan tahu apa yang engkau lakukan”. Anaktidak boleh terlalu dihardik dan dicela. Karena lama kelamaan dia kan menjadi kebal celaan dan hardikan serta tidak ada yang membekas di dalam hatinya. Orang tua harus mempertimbangkan apa yang diucapkan dihadapan anaknya, tidak boleh menegurnya kecuali sesekali waktu.
Menyiapkan Generasi yang Handal
Upaya-upaya memahami pola mendidik anak yang benar mampu mengarahkan kita khususnya kaum perempuan untuk menyiapkan generasi penerus bangsa yang handal. Di tengah perang budaya dan peradaban global , dimana sebuah peperangan yang tidak lagi menggunakan timah panas sebagai pelurunya. Akan tetapi musuh kita akan merasa senang apabila kita mengikuti peradaban mereka tanpa menilai baik buruknya. Hal ini adalah tantangan kita sebagai perempuan ( baca: Ibu). Bagaimana kita mampu melewatkan setiap tantangan-tantangan tersebut , yaitu dengan berbekal ilmu dan pengetahuan yang cukup serta menganalisa berbagai sudut pandang tetang upaya-upaya pencapainnya.
Harapan kita tidaklah muluk-muluk , sepertiberharapan akan menjadikan anak-anak kita menjadi manusia super. Tentu tidak, karena yang terpenting kita mampu mengarahkan dan memposisikan diri kita menjadi ibu sebagaimana mestinya. Sejalan dengan tatanan kehidupan di masyarakat pada umumnya dan selaras dengan tabi’at yang ditauladankan Rosullullah SAW. Guna meyiapkan generasi penerus yang beriman,cerdas, dan handal di masa depan.
Hari ini, Hari Ibu yang bertepatan tanggal 22 Desember 2014 , sudah sepatutnya jika kita kembali merenung sudah kita menjadi perempuan yang mampu mendidik anak kita dengan benar? Sudah kah kita memberikan perhatian yang khusus dan memperlakukan terhadap setiap perempuan (baca:Ibu) dilingkungan kita dengan baik, sopan penuh kasih sayang?
Maka pada kesempatan kali ini mari kita kembali merenungkan betapa pengorbanan yang telah para perempuan ( Baca: Ibu) lakukan untuk anak-anak yang dilahirkan dan dibesarkan. Dengan cara memberi sedikit perhatian berupa ucapan terima kasih telah dibesarkan, mengunjunginya dan mencium tangannya, memberi hadiah, pelukan dan ciuman kasih sayang yang dapat menyenangkan hati beliaunya. Sebagai wujud kecintaan kita terhadap ibu. Selamat Hari Ibu!
——————- *** —————-