Perempuan, Motor Penggerak dan Pelaku Ekonomi

Foto: ilustrasi

Foto: ilustrasi

Surabaya, Bhirawa
Peran perempuan Jatim memiliki peran sangat penting sebagai mesin penggerak maupun pelaku ekonomi diJatim. Perempuan mampu meningkatkan perekonomian dan pembangunan di Jatim.
Menurut Gubernur Jatim, secara umum peran perempuan sangat penting dan sesuai dengan program prioritas Pemprov Jatim terhadap kesetaraan gender. Salah satu faktor perekonomian Jatim tumbuh dikembangkan oleh Lembaga Keuangan Mikro (LKM) perempuan seperti koperasi, konvensional koperasi syariah.
Kuatnya sebuah negara, majunya sebuah daerah itu tergantung dari perempuan. Untuk itu, Pemprov Jatim terusmendorong ekonomi perempuan sejak tahun 2012. Dari 4,2 juta UMKM meningkat menjadi 6,8 juta UMKM. Inidisebabkan karena adanya peran perempuan dalam pengembangan ekonomi di Jatim.
Pemprov Jatim terus mendorong dan memfasilitasi upayapengurangan kemiskinan perempuan melalui Jalan Lain Menuju Mandiri dan Sejahtera (Jalin Matra) PenanggulanganFeminisasi Kemiskinan (PFK). Sasaran Jalin Matra PFK yakni kepala rumah tangga perempuan (KRTP) sebanyak 152.343rumah tangga, usia produktif (15-65 tahun) sebanyak 129.904 rumah tangga, anggota rumah tangga (ART) lebih dari 1orang sebanyak 126.293 rumah tangga, dan KRTP per desa minimal 20 rumah tangga.
“Pemprov memperkuat manajemen kelembagaan ekonomi perempuan untukmeningkatkan efisiensi skala usaha ekonomi kaum perempuan, meningkatkan fasilitas sarana dan prasarana dalamrangka penguatan dan pengembangan kaum perempuan,” kata Gubernur Jatim, Soekarwo, Minggu (10/1).
Arah kebijakan pemberdayaan dan perlindungan perempuan juga dilakukan dengan meningkatkan dan memperluasjaringan usaha dan akses permodalan bagi perempuan melalui pengembangan koperasi wanita dan lembagakeuangan mikro (LKM) fungsional, mengoptimalkan peran perempuan dalam pengembangan usaha ekonomiproduktif melalui berbagai pelatihan keterampilan dan pendampingan untuk meningkatkan kapasitas usaha ekonomiperempuan.
Untuk perkuatan ekonomi perempuan dilakukan melalui pemberdayaan koperasi wanita berbasis fungsional gunameningkatkan aktivitas perempuan dalam usaha ekonomi dengan target 1500 kopwan setiap tahun, sertapemberdayaan ekonomi mikro lainnya seperti koperasi pondok pesantren (koppontren), koperasi karyawan (kopkar)dengan target 500 setiap tahun.
“Peningkatan dan perluasan jaringan usaha dan akses permodalan melaluipengembangan dan penguatan koperasi wanita dapat mencegah feminisasi kemiskinan,” jelas gubernur yang akrab disapa Pakde Karwo itu.
Menurutnya, perempuan mampu menjadi akuntan keluarga, penanggung jawab pekerjaan domestik, menjadi simpuljaringan sosial untuk transfer sosial pada masa kritis dan krisis. Sehingga perempuan harus digerakkan menjadipotensi ekonomi. “Perempuan memiliki sifat yang hati-hati, keluarga dipentingkan. Muslimat NU menjadi motorpenggerak para perempuan untuk meningkatkan perekonomian keluarga. Langkah Muslimat NU untukmeningkatkan ketahanan keluarga sangat penting,” ujarnya. [iib]

Tags: