PerhutaniBondowoso Juara Satu Produk Getah Pinus

Administratur Perum Perhutani KPH Bondowoso dan Situbondo, Adi Winarno dengan didampingi Waka Utara dan Waka Selatan, saat apel siaga bencana alam dan penyerahan motor dinas KLX kepada seluruh Asper dan KRPH se-Bondowoso, kemarin. [sawawi/bhirawa].

Administratur Perum Perhutani KPH Bondowoso dan Situbondo, Adi Winarno dengan didampingi Waka Utara dan Waka Selatan, saat apel siaga bencana alam dan penyerahan motor dinas KLX kepada seluruh Asper dan KRPH se-Bondowoso, kemarin. [sawawi/bhirawa].

Bondowoso, Bhirawa
Perum Perhutani KPH Bondowoso dan Situbondo mampu menorehkan prestasi manis sepanjang tahun buku 2015 lalu. BUMN yang kini dipimpin Adi Winarno itu selain berhasil meraih juara I nasional dibidang produksi getah pinus juga mampu melampaui target pendapatan (surplus) penghasilan dari angka 2 miliar menjadi 15 miliar.
Raihan prestasi membanggakan ini diungkap Adi Winarno, saat acara apel siaga bencana alam dan penyerahan motor dinas KLX kepada seluruh asper, danru (komandan regu) dan KRPH se Bondowoso dan Situbondo, pagi kemarin (6/1).
Menurut Adi Winarno, saat ini luas lahan wilayah KPH Bondowoso dan Situbondo kurang lebih 89 ribu hektar. Kata Adi, luas di Kab Situbondo sekitar 44 ribu  hektar dan sisanya berada di wilayah Kab Bondowoso. Jumlah luas di dua Kab ini, lanjut Adi, hampir sama, termasuk juga diantaranya jumlah KRPH yakni sebanyak 14 lokasi.
“Alhamdulillah kita bersyukur karena Direksi Perhutani memberikan perhatian kepada kiprah kinerja KPH Bondowoso. Perhatian ini dibuktikan dengan penyaluran bantuan 37 motor dinas KLX untuk Asper, KRPH dan Danru,” urai Adi.
Khusus hasil getah pinus, ujar Adi, Perhutani KPH Bondowoso berhasil masuk nomor satu tingkat Direksi, karena mampu meraih hasil sebanyak 127 persen tanpa ada sisa persediaan dilapangan. Dengan demikian, kata Adi, hasil kinerja Perhutani tahun 2015 lalu berhasil ditutup dengan manis, karena mampu menorehkan produksi  1.570 ton. “Setelah KPH Bondowoso, berturut-turut diraih KPH Banyumas Timur dan KPH Bogor,” papar Adi.
Pencapaian menggembirakan ini tercapai, terang Adi, karena produksi getah pinus Bondowoso memiliki kuantitas dan kualitas nomor satu se-Indonesia. Raihan prestasi ini, ulas Adi lagi, baru pertama kali diraih KPH Bondowoso meski sebelumnya selalu hasilnya negatif dan tanaman diterpa bencana abu Gunung Raung. “Karena ada sedikit gangguan mereka (tim) memberikan antisipasi pengamanan yang cepat sehingga tidak  begitu banyak punya getah yang jelek. Yang terkena dampak hanya diwilayah Sumberwringin,” ungkap Adi.
Ada berbagai strategi saat bencana letusan abu Gunung Raung yang dilakukan Perhutani sehingga tidak berdampak negatif atas hasil produksi getah pinus. Tehniknya, menurut Adi, getah pinus dipanen pagi karena pada siang hari hantaman letusan abu Gunung raung mulai aktif.
“Karena keluarnya abu itu siang hari, maka kita memanen pada pagi hari sehingga tidak terkena abu. Yang jelas target kami dinaikkan dari 1.235 ton pada tahun 2015 lalu, pada tahun 2016 ditarget sebanyak 1.400 ton,” kata Adi.
Sedangkan untuk produksi tebangan kayu, aku Adi, Perhutani yang tahun 2015 lalu  ditarget 5000 batang, maka pada tahun 2016 ditarget menjadi 8.300. Ini menunjukkan, kupas Adi, menunjukkan kinerja Perhutani Bondowoso kembali menanjak naik seperti tampak dalam pembukuan perusahaan.
“Pencapaian positif ini terwujud karena ditopang kerja keras dan gerakan semua elemen Perhutani Bondowoso dan Situbondo. Untuk itu, kita berencana untuk target tebangan pada triwulan pertama tahun 2016, akan tercapai 20 persen. Ini akan dibuktikan nanti di TPK karena pada triwulan pertama kondisinya sedang bagus,” pungkas Adi. [awi]

Tags: