Perhutani Kesulitan Tangkap Pembakar Hutan

Appanuddin

Tulungagung, Bhirawa
Selama musim kemarau tahun ini sudah lima hektar lahan di area hutan di Desa Notorejo Kecamatan Gondang Kabupaten Tulungagung terbakar. Namun Perum Perhutani kesulitan menangkap pelaku pembakaran hutan.
“Kami kesulitan melakukan penangkapan karena petugas kami di lapangan tidak memergokinya secara langsung. Apalagi petugas kami jumlahnya terbatas,” ujar Asper/Kepala Bagian Kesatuan Pemangku Hutan (KBKPH) Tulungagung, Appanuddin, Senin (7/10).
Ia menduga terbakarnya hutan di wilayah Tulungagung bagian utara tersebut karena sengaja dibakar oleh warga. Kendati petugas Perhutani sudah berulang-ulang melakukan sosialisasi agar warga tidak melakukan pembakaran hutan dan lahan (karhutla).
“Banyak alasan mengapa warga ada yang sengaja membakar. Di antaranya agar tumbuh lagi rumput yang bagus saat musim hujan nanti. Jadi mereka kemudian membakar rumput yang kering dan merembet pada pohon-pohon jati,” paparnya.
Kebakaran hutan seluas lima hektar di Desa Notorejo Kecamatan Gondang itu menurut Appanuddin jelas membuat sebagian pohon jati menjadi terbakar. “Tetapi untungnya tidak semua bagian pohon yang terbakar. Kebanyakan yang terbakar hanya pohon bagian bawah,” paparnya.
Ia menyebut tidak sampai meluasnya kebakaran yang terjadi di Desa Notorejo karena Perhutani langsung melakukan upaya pemadaman. Baik itu dengan cara tradisional maupun dengan bantuan mobil pemadam kebakaran dari Pemkab Tulungagung.
Diakui Appanuddin, hutan di wilayah Tulungagung setiap musim kemarau selalu terbakar. Hal ini terjadi karena ulah manusia, juga disebabkan keterbatasan jumlah personel dari Perum Perhutani.
“Saat ini untuk BKPH Tulungagung jumlah personelnya sampai di Resort Pemangku Hutan (RPH) tidak lebih dari 40 personel, itu terdiri dari mandor dan staf. Mereka mengawasi hutan dengan luasan 16.000 hektar,” tuturnya.
Appanuddin mengatakan hutan yang berada di daerah Kecamatan Gondang rawan terbakar karena berada di bawah ketinggian dibanding hutan-hutan lainnya di wilayah kerja BKPH Tulungagung. “Jadi di Kecamatan Gondang lebih panas dan sangat mudah terbakar,” katanya.
Sementara hutan-hutan lainnya ada di daerah yang lebih tinggi (lereng Gunung Wilis) yang keadaanya tidak sekering di wilayah Kecamatan Gondang saat kemarau. Apalagi saat ini di daerah lereng Gunung Wilis sudah mulai hujan,” paparnya.
Perum Perhutani BKPH Tulungagung membawahi lima Resort pemangku Hutan (RPH) yang berada di wilayah Kabupaten Tulungagung. Kelima RPH tersebut adalah RPH Jatiwekas (Kauman), RPH Gondang, RPH Pagerwojo, RPH Karangrejo dan RPH Sendang. [wed]

Tags: